Kekuasaanadalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah lakunya seseorang itu menjadi sesuai dengan keinginan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu (Budiarjo, 2004: 35). Gejala kekuasaan adalah gejala yang lumrah terdapat dalam setiapUJI KOMPETENSI BAB 3 AKHLAK TERPUJI KEPADA ALLAH SWTMATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS 7 SEMESTER GASALPILIHAN GANDA Point maksimal 3/soalPilihlah jawaban yang benar dengan menyilang huruf a, b, c atau d ! di bawah ini yang merupakan pengertian istiqamah yang benar adalah…a. Kembali ke jalan yang benar dengan didasari keinginan yang kuat dalam hati untuktidak kembali melakukan dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnyab. Patuh terhadap segala yang diperintahkan oleh Allah dan-Rasul-Nyac. suatu perbuatan dan sifat yang senantiasa mengikuti jalan yang lurus yakni jalan yangdiridhai Allah Niat mengharap ridha Allah semata dalam beramal sebagai wujud menjalankanketaatan kepada Allah dalam kehidupan dalam semua yang telah memahami Islam dengan benar, kemudian mendapat hidayahmenjadi mualaf/masuk Islam. Tindakan orang tersebut dikategorikan...a. Ikhlasb. Tobatc. Istiqamahd. to read all 2 pages?Previewing 2 of 2 pagesUpload your study docs or become a of previewWant to read all 2 pages?Upload your study docs or become a member.
Mazmur144:15b berkata “Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah TUHAN!” Mendengar Firman Allah; Setiap manusia, membutuhkan yang namanya pedoman dalam kehidupan mereka. Itu sebabnya, ciri-ciri orang bahagia menurut alkitab adalah jika mereka mendengar firman Allah, dan bukan hanya mendengar namun juga menaati setiap perkataan yang ada dalam buku itu.
UJI KOMPETENSIPilihlah jawaban yang benar dengan menyilang huruf a, b, c atau d !1. Sifat-sifat di bawah ini yang tergolong sifat wajib bagi Allah Swt. Yang tergolong ma’nawiyah adalah .. . a. Iradat b. Wujud c. Hayyan d. Qiyamuhu binafsihi2. Pernyataan ini menggambarkan sifat ..... bagi Allah Swt. ِف ْع ُل ُك ِل ُم ْم ِكن َا ْوَت ْرُك ُه a. Jaiz b. Wajib c. Sunah d. Mustahil3. Sifat yang berhubungan dengan Zat Allah Swt. semata disebut sifat...bagi Allah a. Ma’ani b. Nafsiyah c. Salbiyah d. Ma’nawiyah4. Sifat-sifat wajib di bawah ini yang bukan tergolong sifat wajib bagi Allah Swt. salbiyah adalah ... a. Baqa’ b. Qidam c. Mutakalliman d. Mukholafatul lilhawaditsi5. Diantara sifat Jaiz bagi Allah sebagaimana pernyataan di bawah ini, kecuali ... a. Harus menerima ibadah dari hambanya b. Mengatur manusia sesuai yang Allah kehendaki c. Kebebasan untuk menciptakan sesuatu atau tidak d. Allah ikut campur /tidak dalam keberhasilan usaha makhluknyaAKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 396. Perhatikan QS. Al Ikhlas 112 1 berikut ini ! َََقُ َلَ ُه َوََّل َلاََُأَ َحَد Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah bersifat …a. Iradatb. Wujudc. Qudratd. Wahdaniyah7. Timbulnya peristiwa alam berupa semburan lumpur yang bercampur minyakbumi di Porong Sidoarjo yang mengakibatkan banyak pemukiman warga, fasilitasumum tenggelam dan kerugian materi yang banyak. Semburan lumpur tersebuttidak mampu diatasi oleh masyarakat.. Kejadian ini menunjukkan bukti AllahSwt. benar-benar bersifat …a. Adamb. Sama’c. Qudratd. Kalam8. Perhatikan QS. Yaa siin 82 berikut ! ِا َّن َم ٰٓا َا ْم ُرٰٓه ِا َذ ٰٓا َا َرا َد َش ْياـ ٍۖا َا ْن َّي ُق ْو َل َله ُك ْن َف َي ُك ْو ُنAyat di atas menjelaskan bahwa Allah bersifat …a. Kalamb. Iradatc. Ilmu d. Hayat9. Sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah Swt. disebut …a. Sifat jaizb. Sifat wajibc. Sifat mubah d. Sifat mustahil10. Di bawah ini yang tergolong sifat mustahil ma’nawiyah, adalah... a. Fana’b. Jahlc. Mautd. AbkamJawablah pertannyaan–pertanyaan berikut dengan benar !1. Bagaimanakah caranya agar kita dapat mengenal dan meyakini bahwa Allah Swt. itu ada?2. Tulislah dalil naqli dalam Al Quran yang menunjukkan sifat jaiz bagi Allah Swt !3. Apakah bukti-bukti sesuai dalil naqli dan aqli bahwa Allah Swt bersifat baqa’ !4. Tulislah fakta-fakta dalam kehidupan mengenai sifat mustahil bagi Allah yang menunjukkan betapa makhluk Allah tidak berdaya?5. Analisislah Firman Allah Swt. QS. Al Hujuraat 49 16 berikut, sifat Allah apakahyang terkait ! ُق ْل َا ُت َع ِل ُم ْو َن ال ّٰل َه ِب ِد ْي ِن ُك ِْۗم َوال ّٰل ُه َي ْع َل ُم َما ِفى ال َّس ٰم ٰو ِت َو َما ِفى ا ًْ َلْر ِِۗض َوال ّٰل ُه ِب ُك ِل َش ْي ٍء َع ِل ْي ٌم40 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIITAUBAT, TAAT, ISTIQAMAH DAN IKHLASAKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 41Sumber Setiap manusia dipastikan memiliki salah dan khilaf walaupun sekecil pasir debu yangmenempel di kaca. Akibatnya sering kali kebaikan yang datang tertunda bahkan terhambatbegitu saja tanpa kejelasan. Akan tetapi bukan berarti jalan kebaikan tertutup begitu satu jalan untuk menebusnya melalui taubat dengan niat tulus ikhlas. Sementara wujudkeikhlasan tercermin melalui amalan ibadah secara istiqamah. Dengan demikian segalaurusan dan keinginan dapat dipastikan berjalan lancar sederas amal ibadah yang kita lakukan. Jadikan taubat bukan hanya untuk dosa-dosa yang telah kamu lakukan, tapi juga untuk kewajiban yang belum kamu tunaikan. Ibn Taymiyyah42 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIIKOMPETENSI INTI1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya ten tang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata4. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori KOMPETENSI Menghayati perbuatan taubat, taat istiqamah, dan Mengamalkan perilaku taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas dalam kehidupan Menganalisis konsep, dalil dan dampak positif taubat, taat, istiqamah, dan Mengomunikasikan contoh kisah yang berkaitan dengan taubat, taat, istiqamah, dan ikhlas dalam kehidupanAKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 43INDIKATOR PENCAPAIAN Menghargai dan menghayati ajaran agama yang Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan Menjelaskan pengertian sifat ikhlas, taat, istiqamah, dan Menunjukkan contoh sifat ikhlas, taat, istiqamah, dan Menyebutkan dampak positif sifat ikhlas, taat, istiqamah, dan Mencari kisah-kisah yang berkaitan dengan dampak positif dari perilaku ikhlas, taat, istiqamah, dan tobat dalam fenomena kehidupanPETA KONSEPMATERI AKTIVITAS KETRAMPILAN Communication6P. engertian pengertian Memahami dan Collaborative sifat ikhlas, taat, mendiskusikan pengertian sifat ikhlas, taat, istiqamah, Critical thinking istiqamah, dan tobat Creativity dan tobat Menyebutkan contoh sifat ikhlas, taat, Mengkorelasikan contoh sifat ikhlas, taat, istiqamah, istiqamah, dan tobat dan tobatMenyebutkan dampak Menemuka dampak positif positif sifat ikhlas, sifat ikhlas, taat, istiqamah, taat, istiqamah, dan tobat dan tobat Mencari kisah-kisah Mencari kisah-kisah yangyang berkaitan dengan berkaitan dengan dampak positif dari perilaku ikhlas, dampak positif dari taat, istiqamah, dan tobat perilaku ikhlas, taat, dalam fenomena kehidupan istiqamah, dan tobat dalam fenomena kehidupan44 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIIAmati cerita berikut !!! SEKARANG DAN DULU Mencari Tuhan yang Sebenarnya Menurut Sayyidina Ali bin Abi Thalib salam dalam shalat subuh, dengan raut muka penuh kesedihan sembari membalikkantangan, Ali bin Abi Thalib berkata, ’Sungguh aku telah menyaksikan sahabat-sahabatRasulallah, namun sekarang aku tidak melihat sesuatu pun yang menyerupai mereka, dulumereka bangun tidur dengan rambut acak-acakkan, wajah berdebu, dan diantara mata merekaada yang seperti persendian paha kambing, karena sebelum itu mereka menghabiskan malamuntuk bersujud dan ruku’ serta membaca kitab Allah dan mempergilirkan dahi dan kakimereka. Jika bangun, mereka mengigat Allah dalam keadaan miring seperti miringnya pohondihari bertiupnya angin kencang, mata mereka mencucurkan air mata hingga membasahipakaian mereka karena takut kepadaNya. Demi Allah, orang-orang sekarang menghabiskanmalam mereka untuk hal-hal yang melalaikan.’’ Kemudian dia berdiri dan setelah itu tidaklagi pernah terlihat dia tertawa hingga akhir Buku Akidah Akhlak Kemenag 2014Sumber AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 45Perhatikan gambar berikut !!! GAMBAR KETAATAN DALAM BERLALU LINTAS Sumber Korban Bencana AlamSumber yang berdoa karena takut Menyesali Kesalahan dengan Berdzikir Sumber Sumber AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIISetelah kalian mengamati cerita dan gambar-gambar di atas, pasti muncul banyak pertanyaan di benakkalian. Tulis dan tanyakan pertanyaan-pertanyaan kalian! Gunakan pertanyaan-pertanyaan apa,mengapa, bagaimana, dsb..NO Kata Tanya Pertanyaan1. Apa Apa maksud cerita di atas?2. Bagaimana Bagaimana cara membiasakan sikap sebagaimana gambar di3. atas ? AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 47AYO BUKA WAWASANMU! Kalian sudah mempelajari dan mengerti akidah Islam dan sifat-sifat Allah kalian telah meyakini Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang patut disembah danditaati semua aturan-aturanNya. Sekarang, buktikan bentuk penghambaan kita denganmenanamkan dan membiasakan akhlak mulia pada diri kita yang berupa taubat, taat,istiqamah, dan ikhlas !A. TAUBAT1. Pengertian TaubatTaubat secara bahasa berarti ”kembali”, secara istilah, taubat berarti kembali ke jalanyang benar dengan didasari keinginan yang kuat dalam hati untuk tidak kembalimelakukan dosa-dosa yang pernah dilakukan manusia biasa,bukan malaikat ataupun nabi yang memilki sifat ma’shum terjagadari perbuatan dosa,secara langsung atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja,kerap kali akan bersinggungan dengan yang namanya kesalahan atau dosa. Baikkesalahannya sebagai makhluk individu yang berhubungan langsung denganAllah,maupun sebagai makhluk sosial yang berhubungan dengan anak Adam yang sebagai seorang muslim diberi jalan selebar-lebarnya oleh Allah untukmemperbaiki kesalahan itu melaui sebuah pintu yang disebut dengan taubat. Dalamsebuah hadis disebutkan َخ َّطا ٌء ُك ُّل َو َس َّل َم َع َل ْي ِه َص َّلى َقا َل َقا َل ا َعل َّتْنَّوَاأ َُبنو ٍ َسن َو َخ ْي ُرا ْل َخ َّطا ِئي َن آ َد َم َب ِني اٰ َّّلُل اٰ َّّ ِلل َر ُسو ُل dari Anas dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Semua bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat".HR. Ibnu Majjah dari Anas Karenanya, Allah memerintahkan untuk bertaubat kepada semua umat manusia yang telah melakukan dosa. Allah berfirman ٰٰٓيا َْاَ َُّليَْهن ٰاه ٍُۙرا ََّلي ِْذو َْيم َََنل ٰاُيَم ُْنخ ِْزواىُتاْٰوُهّبلُْٰٓلواا ِلاََّنل ِبى َّيا َٰ هّوالِ َّلل َِتذ ْْيوََبنًةٰا ََّنم ُن ُْصواْو َ ًمح ََۗاع ٍۚه َ ُعن ْٰسو ُرىُه َ ْرُّبم َُيك ْْمس َاٰع ْىن َُّبيْي َ َكنِفَاَْير ِدَعْيِْنه ُ ْكم ْ َموِب ََا ْيس َِيمٰااِتِنُِهك ْْمم َيَ ُوُقي ْْودُل ِْخوَلَنُك َْرَّمب َن ٰٓاَجَهانْت ٍِمت ْمَت َل َْنجاِرُنْيْو َ ِرمَن ْان َ َوتا ْْحغِتَِفه ْار48 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIIَل َن ٍۚا ِا َّن َك َع ٰلى ُك ِل َش ْي ٍء َق ِد ْي ٌر Artinya ” Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” AT Tahrim [66] 8 Allah dzat yang maha menerima taubat, jika taubat betul-betul dilakukan dengan taubat nasuha yaitu taubat yang jujur , yang didasari dengan tekad yang kuat. Hal ini Allah Swt. telah memproklamirkan dalam surat An-Nashr 110 ayat 3. َت َّوا ۢاْبا َكا َن ِإ َّن ُ ۥه َۚۗ َوٱ ْس َت ْغ ِف ْرُه َ ِرب َك ِب َح ْم ِد َف َس ِب ْح Artinya “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada- Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” QS. An Nashr [110] 3 Tidak ada satu dosapun yang tidak diampuni oleh Allah kecuali syirik atau mempersekutukaNnya, sebagaimana firmanNya ِا َّن اٰ هّلَل ََل َي ْغ ِف ُر َا ْن ُّي ْش َر َك ِبه َوَي ْغ ِف ُر َما ُد ْو َن ٰذ ِل َك ِِلَ ْن َّي َش ۤا ُء ٍۚ َو َم ْن ُّي ْش ِر ْك ِباٰ هّ ِلل َف َق ِد ا ْف َت ٰٰٓرى ِا ْث ًما َع ِظ ْي ًما Artinya ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa karena mempersekutukan- Nya syirik, dan Dia mengampuni apa dosa yang selain syirik itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” QS. An-Nisa [4] 48 Nah, jelaskan bahwa Allah itu maha Pengampun?. Maka, sudah seharusnyalah kita menyegerakan diri untuk bertaubat kepadaNya dari segala dosa. Taubat dengan sebenar- benarnya taubat atau semurni-murninya taubat, yang biasa disebut dengan ”taubatan nasuha”. Rasulullah pernah bersabda yang artinya“ Hai manusia bertobatlah kepada Allah dan mintalah ampunan kepadaNya. Sesungguhnya aku sendiri bertobat dalam sehari 100 kali.” Betapa manusia termulia yang mendapat jaminan surga,bahkan surga tidak akan dibuka sebelum beliau masuk, bertaubat 100 kali dalam sehari semalam. Lantas bagaimana dengan kita?,manusia biasa yang tidak pernah luput melakukan dosa dalam keseharian kita?. Berapa kalikah kita bertaubat sehari semalam?,atau minimal berapa kalikah kita beristighfar dalam sehari semalam?.2. Jenis dan syarat taubat Di atas telah dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Artinya,dia tidak terlepas dari berbuat salah yang berhubungan dengan Tuhan dan berbuat salah yang berhubungan dengan sesama manusia. Karenanya, jenis dan syarat taubat dibagi menjadi dua yaitu AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 49a. Taubat menyangkut dosa terhadap Allah Imam Nawawi mengatakan bahwa ada 3 tiga syarat dalam melaksanakan taubat yang wajib dilakukan oleh setiap muslim atas dosa yang dilakukan apabila maksiat itu di antara manusia dengan Allah dan tidak berhubungan dengan hak sesama manusia haqqul adami, maka ada 3 tiga syarat 1 Meninggalkan perilaku dosa itu sendiri 2 Menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan. 3 Berniat tidak melakukannya lagi selamanya. Apabila tidak terpenuhi ketiga syarat di atas, maka tidak sah taubatnya. b. Taubat menyangkut dosa terhadap sesama manusia Sedangkan jika dosa itu berhubungan dengan hak anak Adam/sesama manusia maka lebih lanjut imam Nawawi menyebutkan ada 4 empat syarat yaitu 1 Meninggalkan perilaku dosa itu sendiri 2 Menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan. 3 Berniat tidak melakukannya lagi selamanya. 4 Membebaskan diri dari hak manusia yang dizalimi dengan cara sebagai berikut a Apabila menyangkut harta dengan cara mengembalikan harta tersebut; b Apabila menyangkut non-materi seperti pernah memfitnah, menggunjingnya ghibah, dan lain-lain, maka hendaknya meminta maaf kepada yang bersangkutan. Taubat dari segala kesalahan tidaklah membuat seorang terhina di hadapan Tuhannya. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya karena sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri. Sebagaimana firmanNya dalam surat Al-Baqarah 222 َۗۗ ِا َّن اٰ هّلَل ُي ِح ُّب ال َّت َّوا ِب ْي َن َوُي ِح ُّب ا ِْ ُل َت َط ِه ِرْي َن Artinya ”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.3. Dampak Positif Perilaku Bertobat Dampak positif bertobat dirasakan oleh pelakunya sendiri dan orang lain. Adapun dampak positifnya, antara lain sebagai berikut. a. Bagi Pelakunya Sendiri50 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII1. Memperoleh semangat dan gairah hidup baru karena Allah berkenan menerima tobatnya jika tobatnya dilakukan dengan sungguh-sungguh. 2. Dapat memperoleh kembali jalan yang benar Islam setelah menempuh jalan yang sesat karena perbuatan dosanya. 3. Memperoleh simpati masyarakat lagi. b. Bagi Orang Lain Termasuk Keluarga 1 Lambat laun dapat mengembalikan nama baik keluarga, seperti masa lalu. 2 Hilangnya kecemasan keluarga dan masyarakat tidak khawatir terjadi kejahatian yang ia lakukan, seperti sebelum Perilaku Membiasakan Diri Bertobat Perilaku membiasakan diri bertobat, antara lain dengan sikap berikut ini a. Tidak memandang remeh terhadap perbuatan dosa sekecil apa pun, b. Berusaha menutup perbuatan dosanya dengan perbuatan baik sesuai kemampuan yang dimiliki, c. Merasa tidak senang apabila melihat orang lain berbuat dosa, d. Memperbanyak bergaul dengan orang-orang saleh, dan e. Bersikap hati-hati dalam bergaul Kelima perbuatan diatas yang akan menuntun manusia serta menjadikannya pribadi yang lebih baik dan menghindari perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang TAAT Taat menurut bahasa berarti tunduk, patuh, dan setia. Menurut istilah taat bisa diartikan tunduk dan patuh terhadap segala perintah dan aturan yang berlaku. Taat kepada Allah berarti patuh kepada perintah dan aturan-aturan yang dibuat oleh Allah dalam segala hal. Baik aturan itu berhubungan dengan ibadah kepadaNya maupun aturan yang berhubungan dengan berinteraksi dengan sesama manusia dan makhluk yang lainnya. Dalam Al-Qur’an Allah telah berfirman يَٰٓواَايُّل ََّهرا ُاسلَّْوِذ ِْيل َنِا ْٰان َم ُكنُ ْنْٰٓوتُا ْماَتُِطْؤْي ِمعُنُوْاو َٰنّلهلابَِاٰ َّهولاِلَ ِطَوْياعُْليَو ْاو ِمالا َّْرْ ٰل ُِسخ ِْۗور َل ٰذ ِلَواَُكو ِل َخ ْيى ٌرا ْْ َّلَو ْاَم ِ ْرح َِسم ْن ُن ُك ْْۚمتَأْفَِوِا ْي ًْانلتَنَاࣖ َز ْعتُ ْم ِف ْي َش ْي ٍء فَ ُر ُّد ْو ُه اِلَى ّٰلهل ِا َArtinya ”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya, dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentangAKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 51sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Quran dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya”. QS. An-Nisa’ [4] 59Dari ayat di atas, maka bisa kita simpulkan kepada siapa saja kita harus taat, yaitua. Kepada Allah Swt. Sebagai seorang muslim, taat kepada Allah adalah yang paling pertama dan utama. Sebagaimana ayat di atas, kalimat perintah untuk taat yang pertama adalah kepada Allah Swt. Ketaatan kepada Allah ini sifatnya mutlak,tanpa ada keraguan,dan tidak ada tawar menawar dalam segala aspek Kepada rasul-Nya, Muhammad Saw. Ketaatan yang kedua adalah ketaatan kepada nabi Muhammad Saw. Ketaatan inipun mutlak, sebagaimana ketaatan kepada Allah Swt. ini berarti, taat kepada rosul berarti taat kepada Allah. Demikian juga sebaliknya,tidak taat kepada rosul, berarti tidak taat kepada Allah. Karena ayat di atas jelas bahwa perintah kepada rosul adalah wajib. Hal ini terbukti dari redaksi ayat yang mengulang kata ”taatilah” pada perintah taat yang kedua. Rosulullah telah bersabda َع ْن أَبِي ُه َر ْي َرةَ َع ْن َر ُسو ِل ّٰل َّلاِ َصلَّى ّٰل َّلاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَنَّهُ قَا َل َم ْن أَ َطا َع ِني فَقَ ْد أَ َطا َع ّٰل َّلاَ َو َم ْن ََع َصانِي فَقَ ْد َع َصى ّٰل َّلاArtinya ”dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda "Barangsiapa mentaatiku sungguh dia telah mentaati Allah, barangsiapa bermaksiat kepadaku maka dia telah bermaksiat kepada Allah. bahkan dalam hadis yang lain, ketaatan kepada rosul adalah syarat sesorang bisamasuk surga.قَا ُلوا أَبَى َم ْن إَِّْل َقَا َل ُك ُّل أُ َّم ِتي يَ ْد ُخلُو َن ا ْل َجنَّة ََاو ْل ََسجلَّنَّ َمة يَ َأْربَ ُسىوقَ َلا َٰلّل َّل َاِم ْن َصأَلَّ َطىا ٰ َعّلنَِّلاُي َعَدلَ ْيَخ ِه َل َع ْن أَ ِبي ُه َر ْي َرةَ أَ َّن َو َم ْن َع َصانِي فَقَ ْد أَبَى يَا َر ُسو َل ّٰل َّلاِ َو َم ْنArtinya ”dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, " Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?" Nabi menjawab "Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia enggan."HR. Bukhoric. Kepada ulil amri / pemerintah Ketaatan yang ketiga adalah perintah taat kepada pemimpin. Hanya saja ketaatan kepada pemimpin ini tidaklah mutlak, tetapi mempunyai syarat yaitu selama52 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIIpemimpin tersebut berpegang kepada kitab Allah dan rasul-Nya. Menurut Prof. Dr. Quraisy Syihab, pada kata “Ulil Amri” dalam ayat di atas tidak didahului kata “ taatilah”. Ini menunjukkan bahwa ketaatan kepada Ulil Amri tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya. Oleh karena itu, apabila perintah Ulil Amri itu bertentangan dengan perintah Allah dan rasul-Nya, maka kita tidak dibenarkan untuk Bentuk-Bentuk Contoh Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya dalam Kehidupan Sehari-Hari a. Bapak Suharta Pemilik sebuah usaha CV. Roti Nikmat yang mewajibkan seluruh karyawan perempuan memakai hijab dan shalat berjamaah setiap waktu shalat, yang bertujuan untuk semakin rajin menjalankan ajaran Islam b. Pada suatu sekolah melatih siswanya untuk secara rutin membaca do’a asma’ul Husna dan membaca Al-Qur’an sebelum memulai pelajaran, shalat jama’ah, dzikir dan shalat dhuha untuk upaya mendapatkan ketenangan hati, pikiran dalam menuntut ilmu, sehingga ilmunya berkah dan manfaat. c. Nur Hasanah dilamar oleh seorang pemuda tampan, kaya lagi terhormat, tetapi non muslim. Sebenamya, hati Nur Hasanah juga mencintainya. Karena Islam melarang muslimah menikah dengan lelaki non muslim, akhimya Nur Hasanah menolak lamaran tersebut dengan Dampak Positif Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya Orang yang taat kepada Allah akan merasakan dampak positifnya, antara lain a. Memperoleh kepuasan batin karena telah mampu melaksanakan salah satu kewajibannya kepada Allah dan rasul-Nya, b. Memperoleh ridha Allah karena telah mampu mentaati perintah-Nya, dan c. Memperoleh kemenangan keuntungan yang besar, sesuai firman Allah Swt. berikut ini. َو َم ْن ُّي ِط ِع اٰ هّلَل َو َر ُس ْوَله ُي ْد ِخ ْل ُه َج هن ٍت َت ْج ِر ْي ِم ْن َت ْحِتَها ا َْ َل ْنٰه ُر ٰخِل ِد ْي َن ِف ْيَها َۗ َو ٰذ ِل َك ا ْل َف ْو ُز ا ْل َع ِظ ْي ُم Artunya ... Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung. An-Nisa' [4]13.AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 533. Membiasakan Diri Taat kepada Allah dan Rasul-Nya Ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya harus dibiasakan dalam perilaku hidup sehari- hari sehingga menjadi watak seorang muslim. Cara membiasakan diri untuk taat kepada Allah dan rasul-Nya, antara lain a. Segera mempersiapkan diri untuk salat apabila sudah tiba waktunya, b. Melatih diri untuk disiplin dalam berbagai hal, termasuk belajar dan mengerjakan tugas sekolah, c. Selalu disiplin dalam mengikuti tata tertib sekolah, baik dilihat guru maupun tidak, b. Senantiasa menjaga diri agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama walaupun sedang sendirian, tidak ada orang lain yang ISTIQAMAH Pengertian Istiqamah Secara bahasa istiqamah artinya lurus dan secara istilah adalah suatu perbuatan dan sifat yang senantiasa mengikuti jalan yang lurus yakni jalan yang diridhai Allah Swt. Istiqamah dalam beribadah dapat diartikan sebagai suatu sikap untuk senantiasa menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah Swt. sebagai suatu ibadah. Sesuai dengan firman Allah Swt. dalam ayat berikut َفا ْس َت ِق ْم َك َم ٰٓا ُا ِم ْر َت َو َم ْن َتا َب َم َع َك َ َوًل َت ْط َغ ْوِۗا ِا َّنه ِب َما َت ْع َم ُل ْو َن َب ِص ْي ٌر Artinya ”Maka tetaplah engkau Muhammad di jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.“ Qs. Hud [11] 112 Senantiasa istiqamah dalam beribadah memang tidak semudah yang dibayangkan tapi seorang muslim yang baik adalah mereka yang selalu berusaha untuk istiqomah dan berada dalam jalan yang benar. Meskipun dalam ibadahnya terkadang seorang islam mengalami rasa malas atau gangguan lainnya setidaknya ada beberapa cara yang bisa membantu seorang muslim untuk tetap istiqomah. Diantara cara agar tetap istiqamah di jalan allah 1. Meluruskan niat Sebelum seseorang melaksanakan ibadah ia tentunya harus berniat dalam hati. Dengan memiliki niat yang lurus dan hanya mengharapkan ridha Allah SWT maka seseorang akan lebih mudah menjalankan ibadahnya dan tidak mudah tergoda pada54 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIIhal-hal yang bisa menghalangi ibadahnya. Niat juga merupakan penentu suatu ibadahdan ia mendapatkan pahala atau ganjaran sesuai dengan niat ibadah dalam disebutkan dalam hadits berikut ini. ،ا َف َفَ ِمهْ ْنج ََكرُات َنُه ْإتَلىِه َمْجا َرَُته ُاه َإجَل َرى اإ َٰلَّّْيِل ِله َو َر ُسوِل ِه َف ِه ْج َرُت ُه إ َلى اٰ َّّ ِلل َو َر ُسوِل ِه،َي َاوُِإيَّن َِمصايُِلبَ ُهكاِ َلأ ْاو ْما ِْمر ٍَرَئأ ٍَةم َاي ْنَن َِكو ُحى َه،َإ َّونَمَم ْاناَْكْاَلَن ْع َْمتا ِ ُهل ِْبجاَلرُتِن َُّهي ِال ُِدتْن Artinya “Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. HR. Bukhary-Muslim dari Umar bin Khoththob radhiallahu anhu2. Memahami makna syahadatSeorang muslim tentunya mengetahui dan mengenal dua kalimat syahadat tapi tidaksemua orang mengetahui makna sebenarnya dari dua kalimat syahadat. Untuk bisaistiqomah dalam beribadah maka seorang muslim harus bisa memaknai arti syahadatdan mengetahui bahwa dengan mengucapkan syahadat ia memiliki kewajiban sebagaiseorang muslim termasuk dalam beribadah. Ibadah itu sendiri adalah suatu konsekuensi dari ucapan syahadat seorang muslim dan sifatnya Memperbanyak bacaan Al-qur’an Membaca Alqur’an setiap hari secara rutin adalah salah satu cara untuk mendekatkandiri pada Allah Swt. dan membantu seorang muslim untuk lebih istiqomah beribadahdi jalan Allah Swt. Alqur’an sendiri adalah kitab suci umat islam yang bisameneguhkan hati seorang muslim sehingga ia tidak mudah tergoyahkan oleh hal-halyang mampu merusak imannya. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman AllahSwt. berikut ini ُق ْل َن َّزَله ُر ْو ُح ا ْل ُق ُد ِس ِم ْن َّرِب َك ِبا ْل َح ِق ِل ُي َث ِب َت ا َّل ِذ ْي َن ٰا َم ُن ْوا َو ُه ًدى َّوُب ْش ٰرى ِل ْل ُم ْس ِل ِم ْي َنArtinya Katakanlah “Ruhul Qudus Jibril menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan hati orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri kepada Allah“. QS. An-Nahl [16] 1024. Meningkatkan kualitas ibadah sedikit demi sedikitMungkin bagi seorang muslim beribadah terus menerus sepanjang hari dan terusberibadah dengan kualitas yang lebih baik tidak begitu mudah akan tetapi hal ini tetapdapat dilakukan untuk menjaga istiqomah dalam beribadah. Agar senantiasa dapatAKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 55beribadah secara istiqomah maka hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas ibadah sedikit demi sedikit. Sebagai seorang muslim yang baik tentunya kita akan senantiasa meluangkan waktu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah itu sendiri. 5. Bergaul dengan orang-orang shaleh Hubungan manusia tidak terlepas dengan manusia lainnya dan perilaku seorang manusia juga biasanya dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya. oleh sebab itu jika ingin selalu istiqomah dalam beribadah maka banyaklah bergaul dengan orang shaleh karena mereka bisa menjadi kawan saat beribadah dan senantiasa menjagamu dalam kebaikan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini “Seseorang yang duduk berteman dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” 6. Berdoa dan berzikir kepada Allah Swt. Allah adalah maha pembolak balik hati seseorang dan atas kuasaNya lah Allah menetapkan apakah Ia akan memberi seseorang hidayah ataukah menutup hati seseorang. Oleh sebab itu kita dianjurkan untuk senantiasa berzikir dan berdoa kepada Allah agar tetap istiqomah di jalan yang benar. Adapun doa yang bisa dipanjatkan agar diberi kekuatan untuk beristiqomah adalah sebagai berikut َيا ُم َق ِل َب ا ْل ُق ُلو ِب َث ِب ْت َق ْل ِبي َع َلى ِدي ِن َك Artinya “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” [ 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III Berbagai cara agar tetap istiqomah dijalan allah tergantung pada kemauan dan niat masing-masing. Semoga kita senantiasa bisa menjadi muslim yang istiqomah dalam beribadah kepada Allah IKHLAS Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran. Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah semata dalam beramal sebagai wujud menjalankan ketaatan kepada Allah dalam kehidupan dalam semua aspek. Ikhlas merupakan akhlak yang agung. Karenanya, ia memilii kedudukan yang sangat penting dalam setiap56 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIIamalan,baik amalan hati,lisan,maupun badan. Mengapa demikian?. Betapa tidak,ternyatanilai setiap amalan sesorang di sisi Allah adalah tergantung pada keikhlasan dia dalamberniat. Artinya,menjaga niat yang ikhlas semata-mata karena Allah dalam menjalankansegala amalan merupakan syarat utama diterimanya amalan tersebut. Oleh karena itu, kitaharus mendahului dengan niat yang ikhlas dalam menjalankan amalan sebagaimanaperintahNya ُق ْل ِا َّن َص ََل ِت ْي َوُن ُس ِك ْي َو َم ْح َيا َي َو َم َما ِت ْي ِٰ هّ ِلل َر ِب ا ْل ٰع َل ِم ْي ٍَۙن”Katakanlah "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhansemesta alam, 6 Al An'aam [6] 162Demikian pula Rasulullah Saw. telah bersabda berhubungan dengan pentingnya menjaga niatyang ikhlas. Beliau bersabda ِِإب َعلا ْلي ِِننهَّي ُاع َِمت ٍرَوِْبإ َّنِ َنماا ْ ِلل َُكخ ِلَّطاا ِْمبِر َ ٍرئ ِضَماَيَناَٰوَّّلُىل َ َفع َْنم ُْهن َقَكاا َنَل ْتَس ِ ِمه ْْعج َ ُرُتت ُهَرِإَُلسىو ُ َد ْلن َياٰا َّّ ُِليل ِص َصيَُّبلَهىا َاأَّّْٰولُِلإ َل َعى َلاْي ْ ِمه َ َرَأوٍة َ َسي َّْلن َِمك َيُحُ َقهاو َُلف ِِإهَّنْ َجم َارُت ُاهْْ َِلإ َلْعىَم َاماُل َها َج َر Dari Umar bin Al Khaththab berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan balasan bagi tiap-tiap orang tergantung apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkanَ"HR. Bukhari Demikianlah,betapa niat yang ikhlas memegang peran yang penting dan utama dalam setiap amalan. Semoga Allah senantiasa memberi kita kekuatan untuk menjaga keiikhlasan dalam berniat sehingga kita termasuk golongan AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 57AYO KEMBANGKAN WAWASANMU!Kegiatan 1DISKUSIa. Berkelompoklah 5-6 orang dengan tertib!b. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!No. Masalah Hasil Diskusi1. Menurut kalian,apakah ciri-ciri orang yang taubat, taat,istiqamah ikhlas? jelaskan argumen kalian!2. Menurut kalian,mengapa masih banyak terjadi korupsi yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku muslim? Hubungkan dengan taubat, taat,istiqamah ikhlasc. Pajang hasil diskusimu/ pamerkan di atas meja,atau tempel pada dinding kelas!d. Searah jarum jam tiap kelompok bergeser menilai hasil kelompok lain dari segi ketepatan jawaban, banyaknya/ kelengkapan contoh, dan kejujuran pendapat/ tidak mencontek!e. Berilah penghargaan pada kelompok yang paling baik hasilnya!kegiatan 2 MENYAJIKAN CERITA/ FENOMENASekarang, coba cari dari berbagai sumber,fenomena dan contoh-contoh dampak positif dari1 taubat, 2 taat, 3 istiqamah, dan 4 ikhlas. Kemudian ceritakan di depan kelas!Ketentuan a. Tiap siswa melakukan berhitung 1-4 b. Siswa yang mendapatkan nomer 1, mencari dan bercerita fenomena dan contoh-contoh dampak positif tobat58 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 2, mencari dan bercerita fenomena dan contoh-contoh dampak positif taat 3, mencari dan bercerita fenomena dan contoh-contoh dampak positif istiqamah, dan 4, mencari dan bercerita fenomena dan contoh-contoh dampak positif ikhlasc. Sebisa mungkin hindari cerita yang sama antar siswad. Ceritakan dengan singkat dan jelas di depan kelas!,tidak lebih dari 2 dua menit tiap siswa!e. Seluruh siswa harus memperhatikan dengan seksama cerita yang disampaikan temannya di depan Siapkan selembar kertas untuk mencatat poin penting atau kesimpulan dari cerita yang di sampaikan di depanNo. Nama Siswa Kisah Kesimpulan1. Farhat tentang2. …… Taubat membuat pelakunya semakin Taubat meningkat amal ibadahnya3. ……4. …..5. DstREFLEKSIa. Setelah kalian belajar akhlak terpuji di atas, renungkan pertanyaan-pertanyaan berikut,lalu jawab dengan jujur sesuai dengan hati nuranimu!1. Apa yang akan aku lakukan, jika aku menjadi anak dari orang tua yang non muslim yang mengajak aku untuk menjadi non muslim juga?2. Apa yang akan aku lakukan,jika aku menjadi orang kaya dan selalu ingin bersedekah di muka orang banyak?3. Apa yang akan aku lakukan,jika aku adalah orang miskin, sedangkan di depanku adaAKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 59barang orang lain yang tidak mampu aku beli, dan aku sangat itu keadaan sangat sepi dan tidak ada seorangpun yang melihatku? b. Sebagai remaja, kalian biasa menulis buku harian atau diary bukan? Sekarang, ayo kita buat diary penanaman akhlak terpuji!. Kita namakan diary kita dengan ”diary Galau”. Tulis di pojok kiri atas Hari/tanggal Isi diary ini tiap kali malam menjelang tidur Ingat-ingat pelanggaran apa yang sudah kita lakukan hari ini, kemudian tulis ”hari ini aku galau karena 1....,2....dst Contoh Hari/Tanggal Ahad/19 Juli 2020 aku galau, karena hari ini aku 1 Tidak shalat subuh 2 Tidak menghiraukan saat dipanggil mama 3 Membaca al-Qur’an dengan suara keras karena ingin dipuji 4 Dsb Solusi a Istighfar sudah/belum b Mengqadla’/mengganti subuh sudah/belum c Meminta maaf pada mama sudah/belum d Dsb Niat sebelum tidur ”besok harus lebih baik dari hari ini!”, amiiin Ttd ...... Ingat, niat yang baik saja sudah mendapatkan pahala sebelum melakukannya. Berarti kita sudah membawa bekal pahala sebelum tidur. Enak kan?... Semoga di tengah atau di akhir bulan -sukur-sukur kalau sebelum itu- pada lembar diary kita tertulis ”alhamdulillah!, hari ini tidak ada penyesalan karena tidak60 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIImelakukan pelanggaran satupun!”,amiiin!! Jika pada lembar diary kita tertulis seperti poin di atas, maka...selamat!!!,anda sukses!!!,selamat hari raya!!!. Karena pada saat sehari penuh kita tidak melakukan dosa pada hakikatnya kita telah berhari raya... Semoga sukses!!!1. Tobat berarti kembali ke jalan yang benar dengan didasari keinginan yang kuat dalam hati untuk tidak kembali melakukan dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya2. Taat dalam Islam adalah patuh terhadap segala yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya3. Istiqamah adalah suatu perbuatan dan sifat yang senantiasa mengikuti jalan yang lurus yakni jalan yang diridhai Allah ikhlas adalah niat mengharap ridha Allah semata dalam beramal sebagai wujud menjalankan ketaatan kepada Allah dalam kehidupan dalam semua aspekAKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 61UJI KOMPETENSIPilihlah jawaban yang benar dengan menyilang huruf a, b, c atau d !Jawablah pertannyaan–pertanyaan berikut dengan benar !1. Pernyataan di bawah ini yang merupakan pengertian istiqamah yang benar adalah .… a. Kembali ke jalan yang benar dengan didasari keinginan yang kuat dalam hati untuk tidak kembali melakukan dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya b. Patuh terhadap segala yang diperintahkan oleh Allah dan-Rasul-Nya c. suatu perbuatan dan sifat yang senantiasa mengikuti jalan yang lurus yakni jalan yang diridhai Allah Swt. d. Niat mengharap ridha Allah semata dalam beramal sebagai wujud menjalankan ketaatan kepada Allah dalam kehidupan dalam semua aspek2. Seseorang yang telah memahami Islam dengan benar, kemudian mendapat hidayah menjadi mualaf/masuk Islam. Tindakan orang tersebut dikategorikan .... a. Ikhlas b. Tobat c. Istiqamah d. Sabar3. Beramal sholeh yang diniati untuk mencari keridhaan Allah Swt. semata. Pernyataan di atas merupakan pengertian .... a. Taat b. Tobat c. Khauf d. Ikhlash 4. Kata ikhlas berasal dari kata akhlasha yakhlishu ikhlashan yang berarti …. a. satu tujuan b. pilihan terbaik c. ternodai d. murni62 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII5. Kata ikhlas adalah sifatnya sedangkan kata mukhlis adalah sebutan untuk orang yang …. a. Berbuat secara ikhlas b. Berakhlak terpuji kepada Allah c. Berbuat baik dengan sum'ah d. Tidak ikhlas dalam berbuat baik6. Menurut Islam, nilai perbuatan baik seseorang ditentukan oleh …. a. Kepribadian pelakunya b. Jenis perbuatan itu sendiri c. Sering tidaknya dilakukan d. Niat pelakunya7. Salah satu ciri ketaatan seseorang kepada Allah ialah … dalam melaksanakan tugas. a. Tidak mengenal lelah b. Berhasil secara maksimal c. Tidak megeluh d. Tidak menghadapi kendala8. Kita wajib mentaati Ulil amri apabila mereka …. a. Berada di jalan yang sesuai b. Bukan dari golongan orang kafir c. Berasal dari golongan muslim seperti kita d. Tidak melanggar hukum-hukum Allah9. Sesuai QS. An Nisa’ 4 59 urutan berbuat taat yang benar adalah ....ال ّٰل ِه ِا َلى َف ُر ُّد ْو ُه ْي ٍء َش ِف ْي َت َنا َز ْع ُت ْم َٰٰٓي َوااُّيلَهَّرا ُاسَّلْوِِذ ْلي َِان ْ ٰنا َمُ ُكن ْْٰٓن ُوتا ْ َما ُِتط ْْيؤ ُِمع ُنوْاو َانل ِّٰلب َاهل ّٰلَ ِوَاه َِطوْايْلَُعي ْوواِمالا ًَّْرٰلُِسخ ِِْۗور َ ٰلذِلَوَُاكوِل َىخ ْياٌْرً ََّلْوَما ِرْح ِم َْنس ُ ُكنَْۚمَت ْأَفِِواْياْلنا ࣖa. Allah, Rasul, Ulil amrb. Ulil Amr, Rasul, Allahc. Allah, Ulil amr, Rasuld. Rasul, Allah, Ulil amrAKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 6310. Salah satu syarat bertaubat ialah minta maaf kepada orang yang bersangkutan, apabila…. a. Kesalahan yang dilakukan berkaitan dengan dosa besar b. Kesalahan tersebut belum di maafkan c. Sudah memohon maaf kepada Allah Swt. d. Sudah dimaafkan oleh Allah pertannyaan –pertanyaan berikut dengan benar ! 1. Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini, apakah manfaat seseorang melakukan sikap taat ! َو َم ْن ُّي ِط ِع اٰ هّلَل َو َر ُس ْوَله ُي ْد ِخ ْل ُه َج هن ٍت َت ْج ِر ْي ِم ْن َت ْحِتَها ا َْ َل ْنٰه ُر ٰخ ِل ِد ْي َن ِف ْيَها َۗ َو ٰذ ِل َك ا ْل َف ْو ُز ا ْل َع ِظ ْي ُم 2. Bagaimana pendapatmu terhadap motto kementerian agama yaitu ikhlas beramal ! 3. Bagaimana cara menjaga sikap istiqamah ? 4. Apakah kandungan QS. Al An'am 6 162 berikut ! ُق ْل ِا َّن َص ََل ِت ْي َوُن ُس ِك ْي َو َم ْح َيا َي َو َم َما ِت ْي ِٰ هّلِل َر ِب ا ْل ٰع َل ِم ْي ٍَۙن 5. Bagaimana cara tobat agar diterima oleh Allah Swt.?64 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIIADAB SHALAT DAN BERDZIKIRAKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 65Sumber Shalat merupakan ibadah yang diwajibkan atas setiap muslim. Shalat merupakanmanifestasi keimanan seseorang dan ibadah yang sangat mulia. Pada saat melaksanakanibadah shalat, tidak ada perbedaan antara muslim kaya maupun miskin, rupawan maupuntidak, semua memiliki derajat ketundukan dan kepasrahan yang sama kepada Allah Swt. Padasaat itu, seorang muslim menghadap Allah Swt. dengan ketundukan tubuh dari sudah sepatutnya setiap muslim mempersiapkan jasmani dan rohaninya dengan baikagar dapat berkonsentrasi atau khusyuk dalam mendirikan shalat dengan sempurna. Untukmencapai hal tersebut, diperlukan pengetahuan, dan pengamalan adab shalat beserta zikirsebagai wujud mengingat dan berdoa kepada Allah Swt. “Orang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari.” Syeh Abdul Qodir Jaelani66 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIIKOMPETENSI INTI1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya ten tang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata4. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori KOMPETENSI Menghayati adab sholat dan dzikir sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Mengamalkan perilaku patuh dan disiplin sebagai implementasi adab sholat dan Menerapkan adab dan fadlilah sholat dan dzikir Istighfar, Shalawat dan Laa ilaaha illallaah Mempraktikkan adab shalat dan dzikirAKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 67INDIKATOR PENCAPAIAN Menjelaskan pengertian adab shalat dan Mengidentifikasikan dalil tentang adab shalat dan Menjelaskan tentang adab-adab shalat dan Menujukkan hikmah perilaku orang yang melakukan adab-adab shalat dan dzikir yang benar dan Mempraktekkan adab shalat dan dzikirPETA KONSEP MATERI AKTIVITAS KETRAMPILAN shalat Memahami dan Communication dan dzikir mendiskusikan pengertian Collaborative Critical thinking Mengidentifikasikan dalil adab shalat dan dzikir tentang adab shalat dan Mengkorelasikan dalil tentang dzikir adab shalat dan dzikirMenjelaskan tentang adab- Menjelaskan tentang adab- adab shalat dan dzikir adab shalat dan dzikir Menunjukkan hikmah Menunjukkan hikmah perilaku Creativity perilaku orang yang orang yang melakukan adab- melakukan adab-adab adab shalat dan dzikir yangshalat dan dzikir yang benar dan baik Allah SWT. benar dan baik . Mempraktekka adab shalat dan dzikir Mempraktekkan adab shalat Creativity dan dzikir68 . AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIIAmati Gambar berikut !!! dan buatlah komentar dan pertanyaan tentang kisah yang kalian amati!No Tentang Pertanyaan1. Apakah Apakah yang sedang dilakukan orang pada gambar di atas?2. Bagaimana Bagaimana cara menikmati shalat agar khusuk ? ................ ................................................................................................................ ................................................................................................................AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 69Untuk membuka cakrawala kalian ayo baca materi berikut!A. PENGERTIAN SHALAT DAN BERDZIKIR 1. Pengertian Shalat Shalat menurut bahasa Arab berasal dari kata َصلاََةyang memiliki arti doa. Adapun pengertian shalat menurut bahasa merujuk pada ritual ibadah pemeluk agama Islam. Menurut istilah syara' shalat adalah suatu ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam dan memenuhi syarat dan rukun tertentu. Menurut syariat Islam, praktik shalat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad Saw. sebagai figur pengejawentah perintah Allah. Salat merupakan rukun Islam yang ke-2, sehingga tidak sempurna Islam seseorang apabila dia tidak melaksanakan salat. Menurut hadits nabi, salat adalah tiang agama, maka barang siapa yang mendirikan salat berarti ia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan salat maka ia telah merobohkan agama. Salat diperintahkan untuk didiirikan oleh semua muslim karena menurut surah Al-'Ankabut dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar yang artinya َوَأ ِق ِم ٱل َّص َل ٰو َة ۖ ِإ َّن ٱل َّص َل ٰو َة َت ْنهَٰى َع ِن ٱ ْل َف ْح َش ٰٓا ِء َوٱ ِْ ُلن َك ِرَۗ َوَل ِذ ْك ُر ٱٰ َّّ ِلل َأ ْك َب ُرَۗ َوٱٰ َّّلُل َي ْع َل ُم َما َت ْص َن ُعو َن Artinya “Dan dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan perbuatan keji dan mungkar•,'' dan sesungguhnya mengingat Allah salat adalah lebih besar Keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain dan Allah mengetahui apa Yang kamu kerjakan. " QS. al-Ankabut [29] 45 Salat merupakan amal yang dihisab paling awal pada yaumul hisab. Jika salatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, namun jika nilai salatnya rusak maka seluruh amalnya dianggap rusak. Allah Swt. mewajibkan kepada setiap muslim salat lima waktu dalam sehari semalam, yang sudah ditentukan waktunya. Salat lima waktu terdiri atas, Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya. 2. Pengertian Zikir Dzikir merupakan sarana untuk berkomunikasi langsung seorang hamba kepada Sang Pencipta, Allah Swt. Tidak ada ketenteraman yang sejati kecuali dengan mengingat dzikir kepada Allah Swt..70 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIIKata dzikir berasal dari bahasa Arab "dzakara", yang berarti mengingat atau istilah, dzikir adalah mengingat Allah dengan cara menyebut sifat-sifatkeagungan Allah Swt. dan dalam istilah agama Islam berarti mengingat Allah dengan cara menyebut sifat-sifat keagungan-Nya atau kemuliaan-Nya, seperti membaca tasbih, tahmid, takbir, dantahlil. Hal ini disebut dengan dzikir lisan. Dzikir lisan dilakukan dengan menyebut-nyebut asma Allah Swt., yakni berdzikrullah merupakan salah satu perbuatanmengingat Allah Swt. dalam bentuk ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasasyukur, dan doa kepada Allah pengertian dzikir di sini tidak hanya terbatas pengucapan lisan yang ~mengandung kalimat-kalimat tayibah semata. Akan tetapi, yang dimaksud dengandzikir di sini adalah segala gerak baik fisik maupun jiwa yang menggerakkan hati untuksemakin ' dekat dengan Allah dan senantiasa mengingat memerintahkan untuk melakukan dzikir, seperti disebutkan dalam Al Quranberikut ini. َوٱ ْل َٰح ِف ِظي َن ُف ُرو َج ُه ْم َوٱ ْل َٰح ِف َٰظ ِت َوٱل َّٰذ ِك ِري َن ٱٰ َّّلَل َك ِثي ًرا َوٱل َّٰذ ِك َٰر ِت َأ َع َّد ٱٰ َّّلُل َل ُهم َّم ْغ ِف َرًة َوَأ ْج ًرا َع ِظي ًماArtinya "Laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. " QS. Al-Ahzab [33] 35 َٰٰٓي َأ ُّيَها ٱ َّل ِذي َن َءا َم ُنو۟ا ٱ ْذ ُك ُرو ۟ا ٱٰ َّّلَل ِذ ْك ًرا َك ِثي ًرا Artinya "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. "QS. AI-Ahzab [33] 41 Upaya untuk bertobat, tafakur, menuntut ilmu, mencari rezeki dengan cara niatyang baik juga bagian dari dzikir. Intinya, segala sesuatu yang dilakukan dalam upayauntuk' bertaqarub kepada Allah. Oleh karenanya, berdzikir akan membawa pelakunyapada kebaikan demi kebaikan. Dengan berdzikir seorang muslim akan merasakanpengawasan Allah kepadanya sehingga langkah dan gerak hatinya senantiasa terjagadalam kebaikan. Dzikir pun bermanfaat sebagai obat hati akan membentuk pelakunyamenjadi pribadi yang arif dan bersahaja. Dzikir yang dilakukan seorang muslim haruslah menimbulkan bekas pada hatidan tingkah laku kesehariannya. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, zikir hanya akanmenjadi kata-kata tanpa makna dan pengaruh bagi AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 71B. ADAB SHALAT DAN DZIKIR 1. ADAB SHALAT Shalat adalah ibadah wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh dan berakal sehat. Shalat pada hakikatnya adalah bentuk komunikasi antara seorang hamba dengan Allah Swt. Akan tetapi,banyak orang kurang bisa menikmati ibadah shalat. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, di antaranya adalah karena ia menganggap shalat hanyalah rutinitas belaka, sehingga shalatnya tidak berdampak apa-apa dalam kehidupannya. Padahal Allah berfirman bahwa dengan shalat yang khusyu’ maka seseorang akan bisa terhindar dari berbuat kekejian dan kemunkaran. Sehingga di antara masalah bangsa ini adalah banyak orang yang shalat, tapi sebagian mereka ada yang melakukan korupsi. Naudzu Billahi. Lalu kita perlu bertanya; Ada apa dengan shalatnya? Bagaimanakah shalatnya? Marilah kita agungkan ibadah sholat ini dengan cara memperhatikan adab-adabnya, yaitu a. Khusyuk Khusyuk merupakan adab terpenting dalam salat dan berdzikir. Khusyuk merupakan inti dan roh salat dan dzikir. Maka, salat dan zikir yang tidak diiringi dengan kekhusyukan ibarat badan tanpa roh. Oleh karenanya, khusyuk bermakna menghadirkan hati dan pikiran dalam setiap lafal dzikir di dalam salat atau dzikir di luar salat yang diucapkan. Tidak hanya itu, seorang yang salat dan berzikir juga harus berusaha agar terwarnai olehnya dan berusaha menepati maksud dan tujuan dari lafal salat dan zikir yang diucapkan. Sebagaimana firman Allah sebagai berikut. ٱ َّل ِذي َن هُ ْم فِى َصََلتِ ِه ْم َٰ َخ ِشعُو َن Artinya "Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya." QS al-Mukminun [23] 2 Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, makna dasar khusyuk adalah kelembutan hati, kerendahan, ketenangan, dan ketundukannya. Jika hati telah merasakan kekhusyukan, anggota tubuh yang lain akan khusyuk pula seperti prajurit taat pada komandannya. b. Hati yang Ikhlas Firman Allah Swt. dalam QS. AI-Bayyinah 98 5 َِدو َيم ُٰٓانُأٱِ ْمل َُرقٰٓ ِوي۟اَمِإََِّةل ِل َي ْع ُب ُدو۟ا ٱٰ َّّلَل ُم ْخِل ِصي َن َل ُه ٱل ِدي َن ُح َن َف ٰٓا َء َوُي ِقي ُمو۟ا ٱل َّص َل ٰو َة َوُي ْؤُتو۟ا ٱل َّزَك ٰو َة ٍۚ َو َٰذ ِل َك Artinya "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. QS. Al-Bayyinah [98] 572 AKIDAH AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIIBerdasarkan ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah Swt. tidak akan menerima kecuali amal yang dikerjakan dengan penuh keikhlasan. Riya' dan sum'ah termasuk penghalang diterimanya amal seseorang. Maka, laksanakanlah salat dan zikir dengan ikhlas dan jauhkanlah dari riya' dan sum' Menjaga waktu dan batas-batasnya. Ketika waktu shalat masuk, bersegera menunaikannya dengan penuh semangat saat kewajiban itu tiba. Nabi bersabda pada Bilal Wahai Bilal, hiburlah kami dengan shalat! Maksudnya beradzanlah lalu kita melaksanakan shalat dan menikmati shalat. Allah berfirman yang artinya “maka celaka bagi orang-orang yang shalat. Yaitu orang yang shalat mereka lupa diri”. Para ulama mengatakan lupa dalam ayat ini terutama adalah masalah meneledorkan waktu Menjaga kebersihan dan kesucian tempat sholat dari najis- najis yang Menyingkirkan gambar, tulisan atau apa saja yang mengganggu kekhusyu’an pakaian kita yang terbaik, saat panggilan sholat telah tiba. Yang rapi, santun, baik, harum semerbak bagi laki-laki dan menutup aurat secara sempurna. Allah amat senang kalau perintahnya kita amalkan dengan suka cita. Allah memerintahkan dalam alQur’an ... ,ُخ ُذوا ِزْي َن َت ُك ْم ِع ْن َد ُك ِل َم ْس ِج ٍد “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, …”. QS. Al-A’raf [7] 31. Memakai pakaian terbaik saat shalat merupakan tanda dan wujud syukur seseorang akan nikmat Allah Swt. yang dikaruniakan Menyesal serta bersedih, jika tidak dapat menunaikan dan menikmati shalat dengan baik dan sempurna. Di antara inti shalat adalah berdzikir di dalam shalat. Allah berfirman pada Nabi Dawud “Dan dengan berdzikir padaKu, hendaklah mereka merasa ni’mat”. Allah berfirman “dan sungguh, dzikir pada Allah-lah yang terbesar”. Maksudnya adalah kita diharapkan menikmati dzikir atau bacaan-bacaan shalat kita, sehingga berpengaruh pada hati nurani dan amal perbuatan Melakukan dengan khusyu’, Nabi memerintah “shalatlah seperti shalatnya orang yang berpamitan dari dunia ini”. Maksudnya shalatlah seakan-akan ini adalah shalat kalian yang terakhir di AKHLAK MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII 73
Imankepada malaikat ialah yakin bahwa malaikat tersebut ada, mesikipun kita sebagai manusia tidak dapat melihat mereka. Kecuali untuk siapa yang Allah kehendaki untuk melihat malaikat, contohnya Nabi Muhammad SAW, Nabi Ibrahim AS. Malaikat merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah, rutin menyembah Allah & rutin taat kepada-Nya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Ketaatan menurut Kitab Daniel Aldorio Flavius Lele Makna Ketaatan Menurut Kitab Daniel The Meaning of Obedience According to the Book of Daniel Aldorio Flavius Lele1* 1 Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Jaffray Makassar * Penulis Korespondensi aldorio1891 Received 13 04 2021/ Accepted 25 10 2021/ Published 01 12 2021 Abstrak Daniel adalah salah satu tokoh Alkitab yang dikenal karena konsistensinya dalam menaati perintah Tuhan. Salah satunya adalah dengan tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja Nebukadnezar Dan. 18. Ketaatan Daniel ditunjukkan melalui ketetapan hatinya kepada Tuhan yang tidak berubah sekalipun situasi dan kondisi berubah begitu drastis. Menariknya, kata Ibrani syama yang diterjemahkan “taat” dalam kitab Daniel hanya muncul sekali dalam keseluruhan kitab ini Dan. 96. Meskipun demikian, sebagian besar hikayat dalam kitab Daniel memuat tema tentang ketaatan yang begitu nyaring. Hal ini nampak dalam setiap tindakan para tokoh yang mengasihi Allah secara khusus Daniel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membawa pembaca memahami dan mendalami konsep ketaatan dari sudut pandang kitab Daniel melalui pendekatan hermeneutik biblika. Berdasarkan hasil uraian dan analisis penulis tentang ketaatan menurut kitab Daniel, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut ketaatan menurut kitab Daniel didasarkan pada pengenalan yang benar akan TUHAN, pengakuan iman dan penyangkalan diri. Dengan demikian, maka ketaatan berarti mendengarkan apa yang TUHAN katakan; menjauhi apa yang Ia larang serta melakukan dengan setia apa yang Ia perintahkan. Jadi, ketaatan berbicara tentang sebuah relasi, yakni hubungan seseorang dengan TUHAN dan doa adalah kunci untuk memulai sebuah hubungan pribadi dengan TUHAN. Kata-kata Kunci Daniel, Ketaatan, Kitab Daniel, Makna, Relasi. Abstract Daniel is one of the biblical figures known for his consistency in terms of God's commandments. One of them is not to defile himself with the food of King Nebuchadnezzar Dan. 18. Daniel's obedience was shown by remaining steadfast to God who did not change even though the situation and conditions changed so drastically. Interestingly, the Hebrew word shama which is translated simply “obedient” in Daniel appears once in the entire book Dan. 96. Nevertheless, most of the stories in the book of Daniel contain the big theme of obedience so loud. This is seen in every action of the characters who represent God specifically Daniel. The purpose of this Vol. 2, No. 2 Desember 2021 79-96 pISSN 2722-7553; eISSN 2722-7561 Available Online at DOI Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen JITPAK, Volume 2, Nomor 2 Desember 2021 79-96 study is to understand and explore the concept of observation from the perspective of the book of Daniel through a biblical hermeneutic approach. Based on the results and the author's analysis of obedience to the book of Daniel, the conclusions obtained are as follows obedience to the book of Daniel is based on true knowledge of God, confession of faith and self-denial. Thus, obedience means paying attention to what God says; supports what he forbids and faithfully does what he commands. So, the relationship of obedience speaks of a relationship, namely a person with God and prayer is the key to starting a personal relationship with God. Keywords Daniel, Obedience, Relationship, The book of Daniel, The Meaning. PENDAHULUAN Ketaatan adalah salah satu hal yang menjadi bagian utama dalam perjalanan iman seorang Kristen kepada Tuhan. Ketaatan adalah bukti bahwa seseorang telah mengalami perubahan radikal di dalam dirinya. Bagi mereka yang mengenal Allah dan mengalami kasih Allah-Nya, ketaatan menjadi salah satu ciri perubahan tersebut. Ketaatan secara literal berarti tunduk pada kemauan atau otoritas orang lain dengan melaksanakan perintah atau instruksi dan berperilaku sesuai dengan prinsip umum atau hukum kodrat yang diberikan. Menurut Bromiley, kata ini memiliki arti yang tumpang tindih seperti yang ditunjukkan dalam berbagai terjemahan kata Ibrani dan Yunani dan juga oleh pararelisme sinonim yang sering digunakan mis. Mzm. 171; Yes. 2823; 4223; Yer. 2318; Bromiley, 2002, p. 649. Akan tetapi secara umum dapat disimpulkan bahwa konsep ini sebenarnya diterjemahkan dari Bahasa Ibrani “mendengar” Kej. 2218; Yes. 4224 yang diekspresikan sebagai “menaati” atau “mengamati” perintah Kel. 1628; 3411 dan “berjalan” di jalan Tuhan 1 Raj. 1133; Achtemeier, 1985, p. 717. Jadi ketaatan berhubungan dengan mendengarkan, mengamati dan melakukan perintah Tuhan. Dengan demikian pengenalan yang benar akan Allah, pengetahuan yang dalam tentang firman dan pengalaman yang utuh tentang kasih karunia Allah menjadi landasan atau dasar sebuah ketaatan. Jadi ketaatan selalu berkaitan dengan sejauh mana seseorang mengenal Tuhan. Dengan kata lain, ketaatan tanpa pemahaman, pengetahuan dan pengalaman hanyalah sebuah ketaatan yang berpusat pada diri sendiri. Ketaatan orang percaya dalam kitab Daniel memberikan makna yang mendalam tentang ketaatan itu sendiri yang terlihat dalam setiap tindakan, perkataan, keputusan dan sikap mereka yang mengasihi Tuhan. Jika ketaatan itu tidak dilandaskan pada kasih, maka hal itu tidak pantas disebut sebagai ketaatan. Tanpa kasih, ketaatan hanya akan menjadi sebuah ajang untuk memamerkan diri sendiri. Tanpa adanya kasih, ketaatan itu identik dengan kemunafikan. Sebaliknya, jikalau ketaatan dilandasi oleh kasih, maka seseorang akan rela melangkah lebih jauh daripada tuntutan minimum. Intinya, kasih memampukan seseorang untuk Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Ketaatan menurut Kitab Daniel Aldorio Flavius Lele melangkah lebih jauh daripada yang diharapkan oleh orang lain. Dengan demikian, ketaatan seharusnya merupakan respons terhadap kasih Allah dan wujud kasih seseorang kepada-Nya. Tanpa Allah yang terlebih dahulu mengambil inisiatif untuk mengasihi, tidak mungkin seseorang mampu mengasihi Dia, apalagi menaati Dia. Bertolak dari prinsip ini, maka penelusuran terhadap konsep ketaatan berdasarkan kitab Daniel menjadi hal yang masuk akal dan dapat dijelaskan. METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan penalaran secara induktif Lumintang, 2016, p. 95 dan penerapan prinsip-prinsip dan metode hermeneutik biblika penafsiran Alkitab yang secara sederhana dapat didefinisikan sebagai metode penafsiran yang bertujuan untuk menemukan maksud yang ingin disampaikan oleh penulis Alkitab Sutanto, 2007, p. 8. Fokus pendekatan ini yang mengacu pada teks kitab Daniel, sehingga prinsip kebenaran yang ditemukan memperjelas makna dan juga memberikan kesimpulan analisis penelitian tentang konsep ketaatan menurut kitab Daniel Fisher, 1987, 113. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Makna Ketaatan Menurut Kitab Daniel Sejarah yang ada dalam Kitab Daniel secara keseluruhan memuat aspek teologis, karena menyatakan bahwa TUHAN adalah satu-satunya Tuhan atas sejarah, yang di dalamnya mengungkapkan kekuatan, kuasa dan keagungan kerajaan-Nya, serta Tuhan yang mengendalikan jalannya peristiwa dalam sejarah besar kerajaan dunia Parchem, 2018, pp. 121-44. Selain itu, hal yang paling menonjol dalam kitab ini adalah tentang tokoh bernama Daniel dengan kemampuan atau hikmatnya serta mimpinya yang lebih bermuatan tema eskatologis Putri, 2017, p. 156. Jadi dengan melihat adanya aspek teologis dan eskatologis, maka penulis memusatkan pemahaman pada tindakan Allah yang terjadi di dalam sejarah yang ada di Kitab Daniel serta berfokus pada sikap Daniel yang menjadi teladan dalam hal ketaatan kepada Allah. Oleh karena itu, kerangka analisis makna ketaatan dalam kitab Daniel, dimulai dengan menyoroti penggunaan kata “taat” yang ada dalam Kitab Daniel untuk menyimpulkan makna teologis yang terkandung di dalamnya. Makna Leksikal Kata “taat” secara literal yang ada dalam kitab Daniel terdapat dalam Daniel 96. Kata ini berasal dari kata kerja Ibrani Syamanu bentuk qal perfek orang pertama jamak Kelley, 2013, p. 93 dari kata dasar Syama yang secara harfiah berarti hear, listen to, heed, obey, dan understand Strong, 2017, “shama”. Beberapa ayat dalam Terjemahan Baru, menerjemahkan kata ini sebagai “dengar”, Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen JITPAK, Volume 2, Nomor 2 Desember 2021 79-96 “didengarkan”, dan “mendengarkan” bdk. Dan. 114, 813,16; 96,10,11,14,17,18,19; 109,12; 127,8; perbedaan yang ada disesuaikan dengan bentuk kata kerja yang digunakan serta konteks. Dalam beberapa kasus, kata syama tidak berarti hanya mendengar apa yang dikatakan, tetapi juga menyetujui maksud dan tujuan yang dikatakan. Karena itu, ketika kata ini merujuk pada otoritas tertinggi sebagai objek, maka kata syama dapat berarti taat atau patuh terhadap otoritas tersebut Strong, 2017, “shama”. Di dalam teks Daniel 96, frasa “taat” yang digunakan didahului oleh kata Bibleworks 10, “welo” yang terdiri dari dua suku kata yaitu ְ ו we yang merupakan awalan penghubung particle conjunction yang berarti “dan, tetapi, maka, lalu” Baker, Siahaan dan Sitompul, 2015, p. 61 dan kata אֹל lo yang merupakan kata deklarasi tindakan negatif particle negative yang berarti “tidak” atau “bukan” Baker, Siahaan dan Sitompul, 2015, p. 39. Dengan adanya penghubung serta unsur negatif di awal kalimat, maka, ketaatan yang dimaksud pada bagian ini adalah bentuk negatif atau lawan kata atau kebalikan dari maksud positif kata “taat” yakni ketidaktaatan. Frasa “tidak taat” dalam ayat ini merupakan salah satu ungkapan yang diucapkan oleh Daniel dalam doanya kepada TUHAN sebagai sebuah pengakuan untuk memohon pengampunan dan belas kasihan TUHAN atas dosa dan kesalahan dirinya dan bangsanya. Pengakuan tersebut antara lain perbuatan dosa dan salah, berlaku fasik dan telah memberontak, menyimpang dari perintah dan peraturan TUHAN ay. 5, serta ketidaktaatan yang ditunjukkan melalui sikap tidak mau mendengar suara TUHAN yang telah disampaikan oleh para nabi ay. 6. Bahkan 4 kali Daniel mengakui bahwa umat-Nya telah berbuat dosa Dan. 95,8,11,15. Dosa mereka adalah dosa pemberontakan ay. 9 melawan Allah dan karena berpaling ay. 11 dari Firman Allah hukum-hukum-Nya; lih. ay. 10-11 yang mereka ketahui Walvoord dan Zuck, 1985, p. 1360. Mereka yang termasuk dalam pemberontakan ini adalah raja-raja Israel, para pemimpin-pemimpin Israel, bapa-bapa Israel dan segenap rakyat negeri termasuk kaum Yehuda dan Daniel lih. Dan. 95-19. Dengan demikian bentuk perfek pada kata kerja Syamanu dan bentuk kata welo yang mendahului, memberikan pengertian sekaligus penekanan bahwa tindakan Daniel dan bangsa Israel pada waktu lampau sesungguhnya telah menyatakan penolakan terhadap firman Tuhan Kelley, 2013, p. 96. Dengan kata lain, pemberontakan melawan Allah. Sekalipun mereka memiliki tulisan-tulisan Musa, mukjizat-mukjizat Keluaran, kemenangan-kemenangan dari penaklukan dan penggenapan dari janji akan tanah kepada Abraham, tetapi mereka tidak menjadi setia lih. II Raj. 1713-15; Yer. 444,5,21; Hos. 112; Utley, 2005, p. 108. Penolakan tersebut ditegaskan dengan sikap tidak setia untuk menaati, mendengarkan, dan memperhatikan perkataan Tuhan yang berakibat penderitaan di bawah pemerintahan Babel. Oleh karena itu, arti ketaatan dalam bagian ini merupakan kebalikan dari tindakan taat terhadap perintah Tuhan. Sehingga, berdasarkan pemahaman dari Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Ketaatan menurut Kitab Daniel Aldorio Flavius Lele Daniel 96, makna ketaatan yang seharusnya adalah melakukan hal yang benar tidak berbuat dosa dan salah, berlaku baik, menurut, tidak menyimpang dari aturan dan perintah, mendengarkan perintah TUHAN dan melaksanakannya. Aspek Ketaatan Menurut Kitab Daniel Berawal dari pemahaman terhadap penggunaan kata “taat” dalam Daniel 96, penulis menemukan ada beberapa aspek yang mendasari nilai sebuah ketaatan dalam kitab Daniel. Pengenalan akan Allah Pengenalan Daniel akan siapa Allah terlihat dalam penyebutan-penyebutan nama Allah yang digunakan dalam doanya. Daniel menyebut Allah dengan menggunakan beberapa sebutan, di antaranya 1 “TUHAN” ay. 2,8,10,13,14. Ini adalah pertama kalinya nama TUHAN, yakni Yahweh disebutkan dalam Kitab Daniel Bibleworks 10, “Yahweh”. Dalam doanya di pasal 91-19, Daniel menyebut Allah dengan nama Yahweh sebanyak enam kali Daniel 92,8,10,13,14 dua kali. Ketika Daniel menggunakan kata Yahweh untuk memanggil Allah, maka hal ini menyatakan penyebutan Allah yang khusus bagi bangsa Israel, yang bersifat kasih dan setia sekaligus menyatakan hubungan dan pengenalan Daniel yang begitu intim dengan TUHAN Newel, 2000, p. 243. Berdasarkan penyebutan nama TUHAN ini, maka dapat disimpulkan bahwa Ketaatan Daniel kepada TUHAN dilandasi oleh pengenalan dan hubungan pribadi Daniel dengan TUHAN. 2 Tuhan Allah ay. 3. Kata Adonay yang digunakan dalam ayat ini berarti my Great Lord Tuanku yang besar. Sebutan ini adalah sebuah gelar kehormatan yang digunakan untuk menyebut atasan social Achteimeir, 1985, p. 686. Selain itu, sebutan ini merupakan sebutan yang diucapkan menggantikan Yahweh dalam tampilan penghormatan orang Yahudi terhadap nama TUHAN Strong, 2017, “adonay”. Jadi dengan menyebut Adonay, Daniel menunjukkan sikap hormat yang tinggi terhadap nama TUHAN. Sedangkan, kata elohim merupakan sebutan umum yang digunakan untuk nama Tuhan dalam Perjanjian Lama Achteimeir, 1985, p. 686. Frasa ini menyatakan kuasa dan kekuasaan TUHAN sebagai Allah atas langit dan bumi hal ini dapat dipahami ketika melihat respons Daniel yang mengarahkan mukanya kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu. Lih. Dan. 93. Jadi dengan menyebutkan nama Tuhan Allah, Daniel memproklamasikan Yahweh sebagai atasan tertinggi dan mulia atas segala ciptaan. 3 TUHAN, Allahku ay. 4. Ungkapan ini menjelaskan bahwa TUHAN, Allah adalah pribadi yang disembah oleh Daniel. Frasa ini menyatakan kepemilikan. Dengan maksud, secara pribadi, Daniel mengakui bahwa TUHAN adalah Allahnya, tempat Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen JITPAK, Volume 2, Nomor 2 Desember 2021 79-96 bersandar dan berharap untuk memohon pengampunan akan dosanya lih. Dan. 94. 4 Ya Tuhan ay. 7,16,19. Frasa ini beserta keterangan dalam teks menyatakan Tuhan yang benar, penuh belas kasih, dan kudus ay. 7 menyebutkan bahwa Tuhan yang dipanggil oleh Daniel adalah Tuhan yang benar. Ayat 16 menyatakan Tuhan yang berbelas kasihan dan Tuhan yang murka, serta Tuhan yang kudus. Jadi Daniel memahami Tuhan sebagai Allah yang penuh dengan belas kasihan dan juga kekudusan, itulah sebabnya oleh karena dosa umat Israel, Tuhan menghukum bangsa ini dengan murka dan amarah. Ayat 19 memberikan gambaran Tuhan yang mendengar, Tuhan yang pengampun, Tuhan yang memperhatikan dan bertindak oleh karena diri-Nya sendiri. Kasih, kekudusan serta keadilan Allah nampak dalam semua sifat yang disebutkan Daniel melalui nama Allah yang digunakannya. Sehingga ungkapan “Ya Tuhan” menyatakan kebergantungan Daniel terhadap pribadi Tuhan yang benar dan berkuasa. 5 Tuhan, Allah kami ay. 9,10,13,14,15. Frasa ini menyatakan bahwa bukan hanya Daniel seorang yang dipanggil dalam hubungan khusus dengan TUHAN, melainkan semua umat Israel yang mempunyai hubungan perjanjian dengan Dia Newel, 2000, p. 243. 6 Ya, Allah kami ay. 17. Frasa ini berhubungan dengan permohonan Daniel agar TUHAN menyinari tempat kudus-Nya yang telah musnah lih. frasa “… dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini…”. Bagian ini menyatakan harapan Daniel terhadap pemulihan Yerusalem. Menariknya, Daniel tidak merincikan apa yang harus Tuhan lakukan; dia hanya meminta agar Tuhan “melihat” tempat kudus dan “melihat” kota, keduanya berada dalam kesunyian selama bertahun-tahun Walvoord dan Zuck, 1985, p. 1360. Kata selanjutnya yang digunakan ialah, “demi Tuhan sendiri”. Kata ini menyatakan dasar harapan Daniel kepada TUHAN serta tujuan Daniel memohon. Kedua motif ini berfokus pada diri Tuhan sendiri, dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan Dan. 617, “Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri”. Jadi, Daniel mendasarkan permintaannya pada belas kasihan Allah yang besar ay. 9, bukan pada kebenaran bangsa itu karena mereka tidak memilikinya. Tetapi karena Tuhan itu pengasih dan pengampun, dia berdoa, ya Tuhan, dengarkanlah! Ya Tuhan, ampunilah! Prihatin dengan reputasi Tuhan, Daniel ingin Tuhan bertindak cepat tidak menunda atas nama kota dan orang-orang yang memakai nama-Nya. Semua ini akan membawa kemuliaan bagi Allah karena itu adalah demi Dia lih. ay. 17; Walvoord dan Zuck, 1985, p. 1360. Dengan demikian penyebutan Allah kami menyatakan kepentingan Allah di dalam pemulihan bangsa Israel. 7 Ya, Allahku ay. 18. Hampir tidak ada doa lain dalam Kitab Suci yang begitu mendesak. Tuhan dipanggil untuk membebaskan umat Israel yang terbebani oleh dosa dan menderita penindasan tanpa ampun. Allah harus bertindak tanpa Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Ketaatan menurut Kitab Daniel Aldorio Flavius Lele penundaan demi kepentingan-Nya sendiri 917,19, untuk membawa keselamatan bagi kota dan umat-Nya, yang menyandang nama Allah Lederach, 1994, p. 210. Berdasarkan semua penyebutan nama Allah dalam pasal 91-19, maka dapat dilihat bahwa Daniel memiliki pengenalan yang dalam akan siapa TUHAN yang ia sembah. Berbagai sebutan yang digunakan Daniel untuk memanggil Allah menyatakan bahwa Allah adalah sosok tertinggi dan terutama dalam segala sesuatu. Sifat-Nya, karakter-Nya, keputusan-Nya, kedaulatan-Nya, kekuasaan-Nya, serta anugerah-Nya adalah beberapa dari banyak hal yang dimiliki oleh Allah yang disebutkan di sini. Penyebutan nama TUHAN menyatakan bahwa TUHAN adalah Pencipta, Pemilik, dan Pemelihara atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun atau oknum mana pun termasuk kesulitan, kesengsaraan, penindasan bahkan pemerintahan baru yang memiliki otoritas lebih tinggi atau lebih besar dari TUHAN. Harapan Daniel terpancar melalui semua sebutan ini, sehingga melalui penyebutan nama Tuhan yang dipakai oleh Daniel dalam doanya ada beberapa hal penting yang dinyatakan 1 Daniel menyatakan siapa TUHAN yang ia sembah; 2 Daniel menyatakan sejauh mana pengenalannya akan TUHAN; 3 Daniel menyatakan seberapa besar keyakinannya kepada TUHAN. 4 Daniel menyatakan apa yang menjadi dasar ketaatannya kepada TUHAN. Pengakuan Akan Allah Pengakuan Daniel akan Allah ditunjukkan melalui penyebutan sifat-sifat Allah yang menyertai penyebutan nama TUHAN dalam pasal 91-19. Adapun sifat-sifat itu antara lain 1 Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat ay. 4 2 Tuhan, Allah yang memegang perjanjian dan kasih setia ay. 4 3 Ya Tuhan, Engkaulah yang benar ay. 7 4 Ya Tuhan, Allah, ada kesayangan dan keampunan ay. 9 5 TUHAN, Allah, yang menyuruh hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya. ay. 10. 6 TUHAN, Allah, adalah adil dalam segala perbuatan yang dilakukan-Nya ay. 14 7 Tuhan, Allah yang telah membawa umat-Nya keluar dari tanah Mesir dengan tangan yang kuat dan memasyurkan nama-Nya ay. 15 Selain itu, dalam ayat-ayat yang lain Daniel juga menyatakan bahwa Allah adalah Allah Semesta langit 218; Allah yang daripada-Nyalah hikmat dan kekuatan 220; Allah yang mengubah saat dan waktu, memecat raja dan mengangkat raja, memberi hikmat kepada orang yang bijaksana, memberi pengetahuan kepada orang yang berpengertian 221; Allah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga, dan yang tersembunyi, Allah yang tahu apa yang ada di dalam gelap, terang ada pada-Nya sumber terang; 222, Allah yang layak menerima segala pujian dan kemuliaan 223; Allah yang ada di Sorga, yang menyingkapkan rahasia-rahasia yang Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen JITPAK, Volume 2, Nomor 2 Desember 2021 79-96 memberikan mimpi kepada raja dan memberitahukan arti mimpi kepada Daniel 228, Allah semesta langit yang memiliki kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan, dan yang telah menjadikan anak-anak manusia, menciptakan binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang berkuasa atas semuanya itu 237-38. Allah semesta langit 244; Allah yang Maha Besar 245; Allah, Yang Maha tinggi, berkuasa atas kerajaan manusia dan mengangkat siapa yang dikehendaki-Nya untuk kedudukan itu 521. Allah yang berkuasa di sorga; Allah, yang menggenggam nafas dan menentukan segala jalan raja 523; Allah yang telah mengutus malaikat-Nya 623; Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia 94; Tuhan, Allah yang penyayang dan pengampun 99; TUHAN, Allah yang adil dalam segala perbuatan yang dilakukan-Nya 914; Tuhan, Allah yang telah membawa umat-Nya keluar dari tanah Mesir dengan tangan yang kuat dan memasyhurkan nama-Nya 915; Allah yang Kudus 917; Allah yang berlimpah kasih sayang 918. Pengakuan akan Allah bukan saja keluar dari mulut Daniel, tetapi juga dari beberapa tokoh utama yang ada dalam kitab ini. 1 Pengakuan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, “Allah yang sanggup melepaskan dari perapian yang menyala-nyala dan dari tangan raja” 317 2 Pengakuan Nebukadnezar, “Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu.” 247; Allah yang Maha Tinggi 326; Allah yang terpuji 328; tidak ada allah lain yang dapat melepaskan seperti Allah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego 329; Allah yang Maha Tinggi yang melakukan tanda-tanda dan Mujizat 42. Pengakuan Nebukadnezar mendukung teologi yang sesuai mengingat konteks sastra Daniel yang lebih luas. Pemahaman Raja tentang TUHAN telah dikonversi ke persepsi Daniel tentang Tuhan Rindge, 2010, p. 85. 3 Pengakuan Raja Darius, Allah yang harus ditakuti oleh seluruh kerajaan; Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Allah yang melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Allah yang telah melepaskan Daniel dari cengkraman singa-singa 627-28. Hal yang menarik dari pengakuan dua raja di atas ialah bahwa mereka tidak menggunakan nama khusus Allah Yahweh dan juga oleh Daniel ketika berbicara kepada mereka. Hal ini menunjukkan bahwa nama “Yahweh” tidak dipakai oleh orang bangsa kafir yang bukan umat-Nya Newel, 2000, p. 244. 4 Pernyataan Malaikat, “Allah yang mengatasi segala allah” 1136. Jadi, melalui pengakuan beberapa tokoh mengenai siapa Allah, sesungguhnya menyatakan betapa pentingnya pengakuan akan Allah. Penulis mengambil dasar dari pernyataan malaikat kepada Daniel sebagai kesimpulan dari bagian ini bahwa, “umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak” 1132. Pengakuan Daniel, Hananya, Misael, Azarya tentang siapa Allah telah memberikan pengaruh Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Ketaatan menurut Kitab Daniel Aldorio Flavius Lele yang sangat besar kepada seluruh kerajaan Babel sehingga para raja dan seluruh masyarakat akhirnya mengenal dan mengakui kebesaran Allah. Pengakuan akan siapa Allah menjadi dasar mereka untuk tetap kuat dalam imannya dan memampukan mereka untuk bertindak dalam ketaatan. Sekalipun para raja mengenal Allah tidak secara pribadi, akan tetapi pengakuan mereka memberikan petunjuk bahwa Tuhan juga menyatakan diri-Nya kepada mereka yang bukan umat-Nya. Sekalipun pemahaman mereka sangat terbatas, mereka memberikan pengakuan yang benar tentang Allah. Dengan demikian, Allah dapat memakai ketaatan hamba-hamba-Nya untuk memperkenalkan diri-Nya kepada orang lain. Karena itu ketaatan dalam pengakuan yang benar memberikan kesaksian yang kuat. Pengenalan akan Diri Sendiri Pengenalan akan diri sendiri berpengaruh dalam proses ketaatan, karena melaluinya seseorang disadarkan tentang apa yang harus ia lakukan. Daniel menyadari hal ini sehingga di dalam doanya, ia menyebutkan bahwa 1 Daniel sadar bahwa dirinya termasuk bangsanya adalah orang berdosa yang telah melakukan dosa dan berlaku fasik dan telah memberontak, serta telah menyimpang dari perintah dan peraturan TUHAN, dan juga tidak taat ay. 4-6. 2 Daniel sadar bahwa Pembuangan di Babel terjadi karena bangsanya berlaku murtad, berdosa, memberontak, tidak mendengarkan suara TUHAN, telah melanggar hukum dan menyimpang sehingga Daniel menegaskan sudah sepatutnya mereka malu di hadapan TUHAN ay. 7-8. 3 Pada akhirnya, Daniel merasa tidak layak memohon kepada TUHAN, tetapi karena ia mengenal siapa TUHAN serta mengingat janji yang pernah TUHAN adakan dengan nenek moyangnya, maka dengan penuh kerendahan hati dan keberanian, Daniel mengatakan, “Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah. Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!” ay. 18-19. Pengenalan akan diri Daniel menyatakan tiga hal yang penting. Pertama, ia menyadari statusnya sebagai orang bedosa; kedua, ia menyadari dirinya sebagai pelaku dosa; ketiga, ia menyadari ketidaklayakkannya untuk memohon kepada TUHAN. Jadi, dalam bagian ini pengenalan diri yang benar membawa Daniel menyadari siapa dirinya di hadapan TUHAN. Pengenalan ini berdasarkan pengenalan dan pengakuannya akan siapa TUHAN. Dengan maksud, pengenalan dan pengakuan yang benar tentang TUHAN menunjukkan identitas diri yang sebenarnya di hadapan TUHAN. Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen JITPAK, Volume 2, Nomor 2 Desember 2021 79-96 Doa Daniel menunjukkan penundukkan dirinya serta harapannya kepada TUHAN karena ia mengenal siapa TUHAN. Ketaatannya kepada TUHAN dilandasi oleh kesadarannya akan siapa dirinya di hadapan TUHAN. Sehingga motivasi Daniel menaati TUHAN bukan berdasarkan siapa dirinya atau kemampuan apa yang dimilikinya, melainkan ia mendasarkan pengharapannya kepada TUHAN berdasarkan siapa TUHAN yang ia kenal dan pengakuannya terhadap apa yang mampu TUHAN lakukan. Konsepsi Ketaatan Dalam Kitab Daniel Ketaatan berarti mendengarkan suara dan perintah orang yang didengarkan kesimpulan ini berdasarkan makna ketaatan yang telah penulis bahas sebelumnya pada bagian makna dari pengertian welo syamanu. Ketaatan sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni siapakah orang yang didengar, pengakuan pribadi terhadap oknum yang didengar serta pengenalan diri yang berujung kepada kesadaran diri di hadapan oknum tersebut tiga bagian ini berdasarkan pembagian aspek ketaatan yang dijelaskan sebelumnya. Jadi, berdasarkan konsep di atas, ketaatan dapat dikelompokkan dalam dua bagian, yakni ketaatan kepada Allah Israel sebagai pemegang kekuasaan tertinggi; dan ketaatan kepada Raja Babel sebagai pemegang kekuasaan tertinggi ketika ketaatan berkaitan dengan tindakan, maka oknum pemegang otoritas tertinggi menjadi objek dari tindakan tersebut. Sehingga berdasarkan otoritas tertinggi dalam kitab Daniel, penulis menemukan ada dua otoritas yang dihormati. Alkitab mencatat, ketaatan kepada Allah Israel Yahweh ditunjukkan melalui sikap dan tindakan yang hanya dilakukan oleh empat orang Yahudi ketika berada dalam pembuangan yaitu; Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya yang diubah nama mereka oleh pemimpin pegawai istana Raja Babel menjadi Beltsazar Daniel, Sadrakh Hananya, Mesakh Misael, dan Abednego Azarya; Dan. 17. Selain daripada mereka itu, semuanya tunduk dan taat kepada raja Babel. Melihat dari respons masing-masing tokoh, penulis menarik kesimpulan bahwa ketaatan seseorang kepada oknum yang berkuasa tergantung dari seberapa “takut”-nya mereka terhadap oknum yang memberikan perintah. Kata “takut” dipakai sebanyak enam kali dalam kitab Daniel 110; 519; 627; 107; 12; 19, namun jika melihat bahasa aslinya, kata “takut” diterjemahkan dari beberapa kata yang berbeda dalam bahasa Ibrani sehingga memiliki pengertian yang berbeda sesuai dengan konteks dalam teks tersebut. Dalam Daniel 110, kata “takut” yang digunakan berasal dari kata yare’ yang berarti fearing, reverent, afraid takut, hormat; Bibleworks 10, “yare” yang jika diartikan berdasarkan konteks adalah bahwa pemimpin pegawai istana raja itu “sangat takut” terhadap ketetapan Raja perihal makanan dan minuman yang telah ditentukan bagi orang-orang cakap yang dipilih untuk dididik agar kelak bekerja untuk raja termasuk Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Di satu sisi, ketakutannya itu dikarenakan kekuatirannya terhadap kondisi kesehatan mereka yang menolak Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Ketaatan menurut Kitab Daniel Aldorio Flavius Lele menyantap santapan raja. Jadi sebenarnya pegawai istana “takut dianggap bersalah oleh raja” karena tidak melaksanakan perintahnya. Selanjutnya, kata “takut” dalam Daniel 519 berasal dari kata, dekhal yang berarti to fear takut yang disebabkan oleh sesuatu Bibleworks 10, “dekhal”. Berdasarkan konteks, ketakutan dalam ayat ini disebabkan oleh Allah. Allah Yang Maha Tinggi memberikan kekuasaan sebagai raja kepada Belsyazar dan kebesaran, kemuliaan dan keluhuran kepada Nebukadnezar, dan karena kebesaran yang telah diberikan-Nya itu, maka orang-orang dari segala bangsa, suku dan bahasa akan takut dan gentar kepada raja-raja itu. Jadi, takut kepada raja karena kebesarannya sebenarnya disebabkan oleh tindakan Allah Yang Maha Tinggi yang telah memberikan kebesaran itu kepada mereka. Kata yang sama seperti Daniel 519 juga dipakai dalam Daniel 627, dengan konteks yang berbeda. Pada konteks ini kata “takut” diserukan oleh Raja Darius raja ke-3 pada masa pembuangan Daniel ke Babel kepada seluruh orang-orang dari segala bangsa, suku dan bahasa yang mendiami seluruh bumi dan perintah kepada seluruh kerajaan yang ia kuasai agar takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkeraman singa-singa lih. Dan. 5. Berdasarkan perbandingan makna “takut” di dalam Daniel 110; 519 dan 627, Allah sebenarnya ingin menunjukkan dan membuktikan siapa sebenarnya sosok yang layak “ditakuti” dan hal ini ditegaskan melalui ketaatan orang-orang yang percaya kepada-Nya. Jadi, ketaatan seseorang kepada Allah menunjukkan kebesaran Allah Yang Maha Tinggi yang memiliki kedudukan tertinggi daripada segala kedudukan yang ada. Sehingga, sudah selayaknya penghormatan tertinggi diberikan kepada Yang Empunya Kedudukan Tertinggi. Dalam Daniel 107; 12; 19, ketaatan Daniel ditunjukkan melalui ketekunan dalam doa. Dalam ketekunan doa yang dilakukan oleh Daniel, TUHAN memberikan suatu penglihatan yang mengakibatkan 1 Orang-orang yang ada bersama-sama dengan Daniel ditimpa ketakutan besar, sehingga mereka lari bersembunyi. Dalam hal ini hanya Daniel saja yang melihat penglihatan tersebut; 2 Daniel juga mengalami ketakutan akibat penglihatan yang dialaminya. Ketakutan Daniel digambarkan dalam ayat 8-11 dan 15 hilang kekuatannya, menjadi pucat, tidak ada lagi kekuatan padanya, Daniel jatuh pingsan tertelungkup dengan mukanya ke tanah, bangun sambil bertumpu pada lutut tangannya serta berdiri dengan gemetar, Daniel menundukkan muka ke tanah dan terkelu terdiam/tidak dapat berkata-kata dengan mendadak karena sangat terkejut sangat ketakutan; lih. Dan. 107,12,19. Kata “takut” dari frasa ketakutan yang digunakan dalam Daniel 107 berasal dari kata kharadah yang berarti takut, gelisah, gemetar, menggigil atau bergetar Bibleworks 10, “kharadah”. Hal ini menggambarkan bukan ketakutan dalam arti menghormati, atau hormat melainkan ketakutan karena adanya objek yang Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen JITPAK, Volume 2, Nomor 2 Desember 2021 79-96 memberikan dampak psikologis yang besar bagi subjek yang mengalami hal tersebut pemahaman ini berdasarkan konteks narasi Dan. 107. Dengan kata lain, adanya perasaan takut, gelisah, gemetar menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana, sehingga tidak dapat berbuat sesuatu untuk menghadapinya, selain melarikan diri untuk bersembunyi Dan. 107 menegaskan bahwa hanya Daniel yang melihat penglihatan itu, tetapi orang-orang yang bersama-sama dengan Daniel, tidak melihatnya; sebaliknya mereka ditimpa oleh ketakutan yang besar, sehingga mereka lari bersembunyi. Sedangkan kata “takut” yang digunakan di dalam Daniel 1012; 19, menggunakan kata yang sama dengan 110 yaitu yare’ yang berarti fearing, reverent, afraid takut, hormat; Bibleworks 10, “yare”. Jika melihat kisah dalam Daniel 10, kata “takut” menunjuk pada apa yang dialami oleh Daniel dan orang-orang yang bersamanya waktu itu sehingga pada ayat 19 malaikat menggunakan kata yang sama untuk memberitahu agar tidak takut. Sekalipun Daniel juga merasakan ketakutan yang sama, namun sikap Daniel dan orang-orang yang bersamanya berbeda. Daniel melihat penglihatan itu tetapi orang-orang itu tidak; Mereka ditimpa oleh ketakutan yang besar, sedangkan Daniel tidak; mereka lari bersembunyi, Daniel tinggal seorang diri. Bahkan dalam kesendiriannya di tengah-tengah perasaan itu, Daniel kehilangan kekuatannya, ia menjadi pucat sama sekali, bahkan ditekankan kembali tidak ada lagi kekuatan padanya. Ada beberapa kemungkinan mengapa Daniel mengalami hal yang demikian 1 Ia merasa dirinya adalah orang berdosa sehingga tidak layak berdiri di hadapan kemuliaan Allah; 2 Daniel berhadapan dengan satu tugas yang dirasakannya sedemikian mengerikan, tetapi sekaligus mulia yang tidak dapat ditolaknya Wallace, 2010, p. 256. Dari bagian ini, penulis melihat bahwa respons setiap orang terhadap rasa takut itu berbeda-beda. Ada yang takut kemudian melarikan diri, namun ada juga yang ketakutan namun tidak dapat berbuat apa-apa. Dalam ketakutannya, Daniel dikuatkan oleh malaikat TUHAN yang mendatanginya dan berkata sebanyak dua kali untuk, “jangan takut, Daniel…” ay. 12a dan 19a. Ini adalah sebuah pernyataan yang mengungkapkan bahwa di dalam ketakutan hamba-Nya, Tuhan senantiasa menghibur, menguatkan, bahkan memberi keberanian di dalam hati umat-Nya. Kata itu merupakan kata-kata yang sangat menghibur para pekerja di ladang TUHAN Jaffray, 2008, p. 173,178. Daniel merasa takut dan berpikir mustahil untuk pekerjaan yang diberikan kepada-Nya dengan melihat segala keterbatasan yang dimilikinya, namun perkataan itu di satu sisi menimbulkan kekuatan dan keteguhan hati karena TUHAN-lah yang memberikannya. Jadi, pengenalan akan siapa yang “ditakuti” memberikan dampak besar kepada ketaatan seseorang. Rasa takut tanpa pengenalan dan pengakuan yang benar akan Tuhan akan membawa seseorang untuk menyelamatkan diri, sedangkan pengenalan yang benar dan pengakuan yang benar akan Tuhan serta pengenalan yang benar Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Ketaatan menurut Kitab Daniel Aldorio Flavius Lele akan diri sendiri akan membawa seseorang untuk melihat kepada TUHAN. Hal inilah yang menjadi orientasi dan motivasi seseorang untuk menaati TUHAN. Dengan kata lain, ketaatan terhadap seseorang didasarkan kepada seberapa jauh pengenalan dan pengakuan orang tersebut terhadap oknum yang ditaati dan juga disertai oleh pengenalan yang benar akan diri sendiri. Jadi, pengenalan dan pengakuan akan siapa TUHAN serta pengenalan yang benar akan diri sendiri mendahului rasa takut; dan rasa takut mendahului ketaatan dan ketaatan menyatakan kemuliaan TUHAN. Rasa takut yang salah cenderung membawa seseorang untuk kembali kepada dirinya sendiri, sedangkan rasa takut yang benar cenderung membawa seseorang kembali kepada Allah. Implementasi Rohani Ketaatan Menurut Kitab Daniel Pengenalan akan TUHAN menjadi kunci utama ketaatan Daniel dan teman-temannya. Ketaatan tersebut diwujudkan melalui ketetapan hati mereka untuk memilih mendengarkan suara TUHAN dari pada suara penguasa pada waktu itu. Penulis mencatat ada beberapa poin penting makna ketaatan menurut kitab Daniel. Ketaatan Berarti Menetapkan Hati Untuk Hidup Dalam Kekudusan Dan. 18 Dalam pasal 1 teks mencatat bahwa ketetapan hati diawali dan dilakukan oleh Daniel ay. 8. Ketetapan hati Daniel ini dijelaskan melalui sebuah keterangan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja. Kata “menetapkan hati” yang digunakan dalam ayat ini berasal dari kata sum atau sim yang memiliki arti to put menaruh, place menempatkan, set setelan, appoint menentukan/menetapkan; Bibleworks 10, “sum”. Dalam beberapa terjemahan kata tersebut diterjemahkan sebagai bertekad BIS; made up his mind meneguhkan pikirannya/pendiriannya; NET; resolved not to ketetapan hati; NIV; purposed in his heart maksud dalam hati-secara sengaja; ASV; determined menentukan; CSB; sudah bertekad FAYH; sudah berniat TL; tidak mau VMD; dalam hatinya berketetapan AYT. Ketika Daniel menetapkan hatinya hal itu berarti ia mempunyai kepastian, ketentuan, keteguhan, tekad, serta kebulatan hati untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja. Menurut Bob Utley, ada dua kemungkinan mengapa Daniel tidak mau menajiskan dirinya dengan makanan dan minuman raja 1 karena makanan telah dipersembahkan kepada berhala Babilonia atau 2 karena kekangan hukum makanan Yahudi lih. Im. 11; Ul. 14; Utley, 2005, p. 14. Itulah sebabnya sangat masuk akal jika santapan dan minuman raja merupakan sebuah pelanggaran terhadap hukum Taurat, merupakan sebuah dosa di hadapan Allah. Bahkan ada yang menyimpulkan bahwa sebenarnya yang diperjuangkan Daniel bukanlah proyek manusia sebagaimana raja dalam adegan pada pasal 1 ini, melainkan tradisi religius Venantius, 2020, pp. 213-37. Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen JITPAK, Volume 2, Nomor 2 Desember 2021 79-96 Oleh karena itu, ketetapan hati Daniel untuk tidak menajiskan dirinya dengan dosa menggambarkan kebulatan hatinya untuk serius mempertahankan dan menjaga kekudusan hidupnya sesuai dengan tradisi religius yang berfondasi pada ketetapan hukum Taurat. Tetapi hal yang cukup mengejutkan ialah bahwa Daniel tidak keberatan untuk 1 Perubahan namanya menjadi Beltsazar, yang mencerminkan dewa kafir Utley, 2005, p. 14. Padahal nama Daniel berasal dari kata Ibrani daniyye’l, atau dani’el, yang berarti “hakimku ialah Allah” atau “Allah adalah hakimku” Nggebu, 2007, p. 158. Beltsazar berarti, “menjadi hamba Dewa Bel” atau “tentara Baal.” Ada kemungkinan Beltsazar mungkin berarti “semoga dewa Bel melindungi raja” Balchim, dkk., 1985, “Daniel” sehingga hal ini cukup mengherankan, tetapi dapat dipahami dengan melihat situasi yang ada. 2 Kajiannya akan berbagai tulisan dan hikmat Babel Utley, 2005, p. 14, tapi Daniel hanya mengekspresikan tradisi Yahudinya dalam kaitannya dengan pola makannya dan ini merupakan pengalaman lintas-budaya yang sama dengan pengalaman Yusuf dan Musa di Mesir. Hal ini memperlihatkan adanya preseden. Melalui belajar bahasa baru, mengikuti gaya hidup baru dengan perubahan pola makan, dan menerima nama baru Dan. 14-7, Daniel diperlengkapi untuk mengabdi dalam pemerintahan baru dan asing Deventer, 2017. Situasi ini menjelaskan bahwa Daniel dan orang Yahudi lainnya diperhadapkan pada situasi sulit untuk menetapkan sebuah pilihan. Daniel secara khusus diperhadapkan untuk memilih taat pada perintah raja atau tetap mengikuti perintah Allah. Pilihan ini menjadi sebuah dilema yang dihadapi oleh Daniel dengan risiko besar yang ada di hadapannya. Melalui penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa sesungguhnya Tuhan menghendaki agar umat-Nya hidup dalam kekudusan dan untuk mencapainya dibutuhkan ketaatan. Namun ketaatan dalam mengikuti perintah Tuhan memiliki resiko yang besar. Karena itu, ketetapan hati kepada Tuhan untuk tetap taat mengambil peran yang begitu besar sehingga seseorang pada akhirnya dimampukan untuk berani melangkah dengan membuat sebuah keputusan yang benar sekalipun dalam keadaan terjepit. Ketaatan berarti Tidak Menyembah Berhala Dan. 317-18 Kesulitan dan kesukaran yang Allah izinkan terjadi dan dialami oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego Hananya, Misael, dan Azarya, adalah untuk menguji dan membuktikan iman mereka kepada Allah. Dalam pasal 3, mereka dibuang ke dalam perapian yang menyala-nyala karena menolak untuk menyembah berhala. Seperti penjelasan pada poin sebelumnya, hal ini dikarenakan ketetapan hati yang telah mereka buat untuk tidak menajiskan dirinya dengan dosa. Pada tahap ini tantangannya bukan pada makanan dan minuman, melainkan pada penyembahan berhala, yang jelas-jelas dilarang oleh Allah dalam perintah kedua dari sepuluh perintah Tuhan. Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Ketaatan menurut Kitab Daniel Aldorio Flavius Lele Sebelum mereka masuk ke dapur api, mereka berkata kepada Raja Nebukadnezar bahwa, “andaikata Allah tidak menyelamatkan mereka, mereka tetap menolak untuk menyembah berhalanya raja” ay. 17, artinya baik selamat maupun tidak dari perapian yang menyala-nyala, iman mereka sudah bulat untuk tidak menyembah dan memuja ilah lain selain TUHAN. Ini merupakan sebuah pernyataan iman dari mereka yang sungguh-sungguh menetapkan hatinya kepada TUHAN. Awal kalimat mereka mengatakan, “… tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini” ay. 16. Artinya sekalipun ancaman yang diberikan oleh raja begitu menggetarkan karena berisiko kepada kematian, tetapi sama sekali tidak menggoyahkan iman mereka kepada TUHAN. Ketiga orang ini memutuskan untuk taat kepada Tuhan dan menolak untuk sujud kepada berhala. Mereka tidak membuat keputusan itu karena mereka percaya bahwa Allah akan menyelamatkan mereka dari ancaman Nebukadnezar, melainkan mereka membuat keputusan itu karena mereka tahu akan menyenangkan hati TUHAN. Sebenarnya Nebukadnezar dapat memberikan akibat yang terburuk pada mereka yaitu kematian, tetapi tidak memiliki kekuatan untuk membuat mereka menyembah patungnya. Dalam hal ini, “kekuatan” tiga orang ini lebih besar dari miliknya, dan pengakuan Nebukadnezar akan hal ini memicu kemarahannya Waller, 2020, pp. 327-46. Dalam Daniel 317 mereka mengingatkan raja bahwa Allah sanggup menyelamatkan mereka bila itu kehendak-Nya, tetapi kalaupun tidak, mereka tetap tidak akan sujud ay. 18. Mungkin mereka telah mengharapkan akan mati, namun mereka tidak menuntut balasan dari ketaatan mereka. Mereka sangat percaya bahwa Tuhan sanggup ay. 17, tetapi mereka tidak sedang menjadi sombong dengan menuntut sebuah mukjizat ay. 18. Iman mereka berdasar di dalam TUHAN, bukan didasari oleh keadaan. Ketaatan berarti Mengandalkan TUHAN melalui Doa Dan. 611 Daniel dikenal sebagai seorang tokoh yang sangat menyukai dan menikmati doa. Berdasarkan teks dalam Daniel 611, diketahui bahwa Daniel adalah seorang yang sering berdoa, bahkan dikatakan, “tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya” artinya doa menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh Daniel. Di dalam Doa Daniel memuji Allah 611, memohon kepada Allah 612, mengaku dosanya dan dosa bangsanya serta menyampaikan kepada TUHAN segala permohonannya 920. Terkadang sambil berdoa ia berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu tanda kedukaan dan penyesalan. Doa adalah kebaktian yang mencakup segala sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah Douglas, dkk. ed., 1997, “Doa”. Billy Graham dalam bukunya pernah mengatakan, “Doa itu adalah untuk setiap saat dalam hidup kita, tidak hanya pada saat menderita atau bersukacita. Doa adalah benar-benar merupakan suatu tempat di mana anda bertemu dengan Allah dalam percakapan Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen JITPAK, Volume 2, Nomor 2 Desember 2021 79-96 yang sungguh-sungguh”; “Doa adalah hal tertinggi yang bisa dilakukan oleh perkataan” Graham, Toney, 2014, p. 286. Doa tidak lepas dari kehidupan Daniel, bukan hanya dalam keadaan susah tetapi juga dalam keadaan makmur, bukan hanya dalam keadaan bahaya melainkan juga pada masa-masa aman, bahkan hingga masa tuanya pun Daniel masih tetap setia berdoa. Daniel terus berdoa karena dia sadar tanpa TUHAN, dia bukan siapa-siapa, bukan apa-apa, dan tidak dapat melakukan apa-apa. Doa harus dilakukan setiap waktu dalam segala kondisi dan situasi. Penulis setuju dengan pendapat Billy Graham mengenai doa, bahwa “kita harus berdoa dalam masa-masa kesukaran, kalau tidak, kita akan kehilangan iman dan kepercayaan. Kita harus berdoa dalam masa-masa kemakmuran, kalau tidak, kita akan menjadi sombong dan angkuh. Kita harus berdoa dalam masa-masa bahaya, kalau tidak, kita akan menjadi ketakutan dan ragu-ragu. Kita harus berdoa pada masa-masa aman, supaya kita tidak bergantung pada diri sendiri” Graham, Toney, 2014, p. 291. Penulis meyakini bahwa tujuan Daniel berdoa selain menyatakan hubungan yang dekat dengan Allah; juga menyatakan pergumulan Daniel agar ia tetap senantiasa dimampukan untuk taat dalam segala keadaan baik saat menghadapi masa-masa kesukaran dan bahaya, saat ia berada dalam lingkungan orang-orang yang tidak mengenal TUHAN, saat nyawanya teracam dibunuh, saat dilemparkan ke gua singa, agar ia tidak kehilangan iman dan kepercayaan kepada TUHAN, serta tidak menjadi takut dan ragu. Dan dalam masa kemakmuran dan masa aman, ketika ia diangkat kedudukan yang tinggi atas seluruh Babel, dan memperoleh penghormatan oleh seluruh rakyat Babel, agar ia tidak menjadi sombong dan angkuh, serta bergantung pada diri sendiri. Itulah sebabnya Daniel terus berdoa sepanjang umurnya, karena sadar bahwa dia butuh TUHAN di dalam kehidupannya. KESIMPULAN Kehidupan sebagai orang Kristen tentunya penuh dengan tantangan iman. Iman yang benar akan membawa seseorang pada sikap hidup yang benar. Ketaatan menjadi hal yang begitu mahal ketika manusia menyadari siapa dirinya di hadapan TUHAN. Sebagai ciptaan, manusia tidak lebih baik dari sesamanya, sebagai orang percaya, manusia tidak dapat lebih baik di hadapan TUHAN. Hanya oleh anugerah TUHAN saja, manusia memperoleh kekuatan, kemampuan dan hikmat untuk menaati kehendak-Nya dengan setia. Tanpa itu, manusia hanyalah sebongkah tanah liat yang merasa diri kuat bertahan di tengah derasnya air yang mengalir. Pengenalan yang benar akan TUHAN akan membawa manusia untuk mengagumi siapa TUHAN, pengakuan yang benar akan siapa TUHAN akan membawa manusia untuk mengutamakan TUHAN, serta pengenalan yang benar akan diri sendiri akan membawa manusia untuk menyadari keterbatasan dan ketidakmampuannya untuk menaati TUHAN. Jadi, ketaatan dalam kitab Daniel mengajarkan kepada orang Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Ketaatan menurut Kitab Daniel Aldorio Flavius Lele percaya pentingnya pengenalan yang benar, pengakuan yang benar serta penyangkalan diri yang sungguh untuk menaati kehendak Allah. KEPUSTAKAAN Achtemeier, Paul J. 1985. Society of Biblical Literature Harper's Bible Dictionary. 1st ed. San Francisco Harper & Row, Publishers. Baker, David L., S. M. Siahaan, dan A. A. Sitompul. 2015. Pengantar Bahasa Ibrani. Jakarta BPK Gunung Mulia. Balchin, John, dkk. 1985. Intisari Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Jakarta Persekutuan Pembaca Alkitab. Bibleworks 10. Bromiley, Geoffrey W. 2002. The International Standard Bible Encyclopedia, Revised. Michigan Wm. B. Eerdmans. Deventer, H. J. M. Hans van. 2017. Aspects of Liminality in the Book of Daniel. Old Testament Essays, 302, 443-458. Douglas, J. D., dkk. ed.. 1997. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini A-L. Jakarta Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Graham, Franklin; Donna Lee Toney. 2014. Billy Graham in Quotes. Jakarta Kairos. Jaffray, Robert Alexander. 2008. Tafsiran Kitab Daniel. Bandung Kalam Hidup. Kelley, Page H. 2013. Pengantar Tata Bahasa Ibrani Biblikal. Surabaya Penerbit Momentum. Lederach, Paul M. Daniel. 1994. Believers Church Bible Commentary. Scottdale, Pa. Herald Press. Lumintang, Stevi Indra, dan Danik Astuti Lumintang. 2016. Theologia Penelitian & Penelitian Theologis. Jakarta Geneva Insani Indonesia. Newel, Lynne. 2000. Tafsiran Kitab Daniel. Malang SAAT. Nggebu, Sostenis. 2007. Dari Ur-Kasdim sampai ke Babel Karakter 30 Tokoh Perjanjian Lama. Bandung Kalam Hidup. Parchem, Marek. Desember 2018. Periodyzacja historii w Księdze Daniela. Verbum Vitae, 35, 121–44. Putri, Agustin Soewitomo. April 2017. Menstimulasi Kualitas Kehidupan Rohani dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Mahasiswa Studi Refleksi Daniel 61-4. DUNAMIS Jurnal Penelitian Teologi dan Pendidikan Kristiani, 12, 156-170. Rindge. 2010. Jewish Identity under Foreign Rule Daniel 2 as a Reconfiguration of Genesis 41. Journal of Biblical Literature, 1291, 85-104. Strong, James. 2017. The New Strong’s Expanded Echaustive Concordance of The Bible. China Thomas Nelson Publishers. Copyright© 2020; Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen JITPAK, Volume 2, Nomor 2 Desember 2021 79-96 Sutanto, Hasan. 2007. Hermeneutik Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. Malang Literatur SAAT. Utley, Bob. 2005. Wahyu-wahyu Perjanjian Lama Daniel dan Zakharia. Marshall, Texas Bible Lesson International. Venantius, Supriyono. 2020. Inspirasi Kitab Daniel Untuk Menghadapi Stres Benturan Peradaban. Studia Philosophica et Theologica, 192, 213–37. Wallace, Ronald S. 2010. Daniel. Jakarta Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Waller, Daniel James. Juni 2020. Sympathy for a Gentile King Nebuchadnezzar, Exile, and Mortality in the Book of Daniel. Biblical Interpretation, 283, 327–46. Walvoord, John F., dan Roy B. Zuck. 1985. The Bible Knowledge Commentary An Exposition of the Scriptures. Wheaton, Illnois Victor Books. Sarah Apriliana Hendi HendiIn the Old Testament there is a prophecy about God that gave a sign that a virgin would conceive and give birth to a son, and she would name him Immanuel. Although the term sounds familiar, the word Immanuel is only mentioned 3 times in the Bible, namely in Isaiah 714, Isaiah 88 and Matthew 123. The word "Immanuel" itself literally means "God with us." This word is a designation that refers to the presence of God in accompanying His people. This article will discuss further the meaning of the word "Immanuel" according to the view of one of the church fathers named Cyril of ParchemW Księdze Daniela pojawia się charakterystyczna dla pism apokaliptycznych specyficzna koncepcja historii mająca wymiar uniwersalny, która swoim zasięgiem obejmuje dzieje całego świata. Historia w Księdze Daniela jest ukazana przede wszystkim w aspekcie teologicznym, ponieważ jedynie Bóg jest Panem historii objawiającym w niej swoją królewską władzę, potęgę i majestat, jak również Władcą kontrolującym bieg wydarzeń w dziejach wielkich imperiów ziemskich. Cechą koncepcji historii ukazanej w Księdze Daniela Dn 2 i 7 jest jej periodyzacja, której podłożem jest tzw. schemat czterech królestw, co wyraża prawdę o tym, że historia zmierza do swego kresu. Dzieje świata są ukazane jako kolejno następujące po sobie imperia ziemskie, z których każde następne jest gorsze od poprzedniego, co uwypukla prawdę o ich stopniowej degradacji moralnej. Z powodu nasilającego się zła, wszystkie ziemskie imperia będą unicestwione, a na ich miejscu zostanie ustanowione przez Boga wieczne i niezniszczalne królestwo. W odmienny sposób periodyzacja historii została ujęta w Dn 9, gdzie w nawiązaniu do chronologii „szabatowej” Kpł 25-26, historia została podzielona na „siedemdziesiąt tygodni lat”, a przy końcu tego okresu nastanie „wieczna sprawiedliwość”, czyli era ostatecznego Soewitomo PutriThis article has purpose to show the importance of giving stimulation from the lecturer of STT Torsina to enhance the quality of student’s living, either in intelectual, social and spiritual aspect. This research uses qualitative approach with exposition of text Daniel 1-6. Ini this biblical narrative Daniel gained the highest position after the king in Babylon kingdom. Daniel chosen was based on his self quality over anyone became candidates. The exposition of Daniel 61-4 giving some references made him been qualified, that is Daniel’s spiritual life quality. By this research finding giving a recommendation of stimulate spiritual living for enhance STT Torsina students’ academic quality according to Daniel. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan pentingnya stimulasi yang diberikan oleh para tenaga pengajar dosen di STT Torsina untuk meningkatkan kualitas hidup mahasiswa, baik dalam aspek intelektual, sosial dan kerohanian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan studi eksposisi kitab Daniel 1-6. Dalam narasi biblikal ini Daniel memperoleh posisi tertinggi setelah raja di negeri Babel. Pemilihan Daniel dilandaskan pada kualitas Daniel yang mengungguli siapa pun yang menjadi calon pemimpin saat itu. Kajian eksposisi Daniel 61-4 mereferensikan apa yang membuat Daniel berkualitas, yaitu kualitas kehidupan rohani Daniel. Dengan temuan ini, maka penelitian recomendation sebuah stimulasi kehidupan rohani demi meningkatkan kualitas akademis mahasiswa STT Torsina sesuai dengan tokoh Daniel. Hans van DeventerTaken at face value, the book of Daniel in the HB seems to occupy a position outside the narrow confines often set in academic and other contexts that structure our knowledge, experience and, ultimately, the world we live in. Therefore, OT scholars are debating how this book came to be reckoned among the prophets, while in the HB, it appears in what is traditionally referred to as the writings. Furthermore, the notion of producing a unified text in more than one language Hebrew and Aramaic falls outside the formal, yet unwritten, expectations for literature, both modern and ancient. When one considers the content of the book, inter alia the exilic setting chosen for the book, the positions occupied by the main characters in the narratives, as well as the symbolic worlds created in the visions, an impression of a text outside, or at least at the border of, expected literary confines is gained. In this article, the concept of liminality will be applied to “explore ... the interpretive power, the hermeneutical reach of the concept” in the book of Daniel see Gustavo Pérez Firmat, Literature and Liminality, 1986.Daniel James WallerNebuchadnezzar II sacked Jerusalem and destroyed its temple. Yet he emerges in Daniel 1-4 as a compelling and sometimes sympathetic hero-villain. Drawing upon the concept of the story-collection, this article considers the implications of this genre for character formation, examines the further thematic means by which Nebuchadnezzar’s sympathetic characterization is generated in the book of Daniel, and explains his character in terms that make his often contradictory nature understandable across the text of the book. This article argues that Nebuchadnezzar’s dreams reflect deep-seated anxieties about his own mortality and relates these anxieties about death and time to Daniel’s broader themes of time, mortality, and exile. It suggests an analogy between the death of the self and the death of one’s state, and suggests that Nebuchadnezzar’s portrayal in Daniel has a role to play in our understanding of Daniel as a reflection upon life in VenantiusBudaya religius yang berbenturan dengan budaya sekular masih kita alami sampai saat ini. Beban stres akibat benturan itu tidak sedikit dan tidak ringan. Sikap serta reaksi orang yang mengalami benturan itu macam-macam. Tidak sedikit orang yang mengambil reaksi negatif bahkan destruktif. Kita sendiri mau mengambil sikap bagaimana? Sebagai orang beriman, kita perlu bercermin pada Kitab Suci, Sabda Tuhan. Inspirasi kisah dalam Dan 1 sangat bagus untuk kita jadikan sebagai cermin dalam menyikapi masalah benturan peradaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benturan budaya menjadi peluang untuk bersaksi tentang kuasa TuhanSociety of Biblical Literature Harper's Bible DictionaryPaul J AchtemeierAchtemeier, Paul J. 1985. Society of Biblical Literature Harper's Bible Dictionary. 1st ed. San Francisco Harper & Row, Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Jakarta Persekutuan Pembaca AlkitabJohn BalchinBalchin, John, dkk. 1985. Intisari Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Jakarta Persekutuan Pembaca Alkitab. Bibleworks Tata Bahasa Ibrani BiblikalPage H KelleyKelley, Page H. 2013. Pengantar Tata Bahasa Ibrani Biblikal. Surabaya Penerbit Church Bible CommentaryPaul M LederachDanielLederach, Paul M. Daniel. 1994. Believers Church Bible Commentary. Scottdale, Pa. Herald Press. Hal yang demikian kerana salah satu ciri keadilan raja ialah akal. Akal merupakan alat untuk raja berfikir dan membuat pertimbangan antara yang benar dan yang salahg. · Ketaatan yang dimaksudkan oleh Bustan al-Salatin ialah seseorang rakyat mesti mentaati pemerintah selagi pemerintah tersebut menjalankan hukum secara adil dan berpegang Jakarta - Taat atau patuh terhadap perintah Allah SWT sudah semestinya dilakukan muslim. Orang yang taat kepada Allah SWT akan senantiasa mengerjakan segala perintahNya dan menjauhi untuk taat kepada Allah SWT termaktub dalam Al Quran surat An Nisa ayat 59يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ - ٥٩Artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah Al Qur'an dan Rasul sunnahnya, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya."Dalam ayat tersebut, Allah SWT memerintahkan hambaNya untuk taat kepadaNya, kepada Rasulullah, dan kepada Ulil Amri atau pemimpin di antara mereka. Ulama tafsir, Muhammad Quraish Shihab menerangkan, ketaatan terhadap Ulil Amri sebagaimana dijelaskan dalam ayat tersebut berkaitan dengan ketaatan kepada Allah SWT dan perintah Ulil Amri haruslah sejalan dengan perintah Allah SWT dan RasulNya. Apabila perintah tersebut bertentangan, maka tidak dibenarkan untuk dari buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak untuk MTs Kelas VII karya Hasan, seseorang disebut taat kepada Allah jika selalu mengerjakan perintahNya menjauhi laranganNya. Begitu pula dengan taat kepada Rasul seperti dalam hadits berikut,عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْArtinya "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,'Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi mereka tidak mau taat dan patuh'.HR Bukhari dan Muslim.Dijelaskan dalam kitab Ar-Risalah karya Imam Syafi'i, melalui surat An Nisa ayat 80, Allah SWT memberitahukan perjanjian dengan Rasulullah adalah perjanjian dengan Allah SWT. Begitu pula dengan ketaatan kepada Rasulullah juga merupakan ketaatan kepada Allah satu hikmah taat kepada Allah SWT dan RasulNya adalah kelak masuk surga, bersama orang-orang yang diberi nikmat Allah SWT. Hikmah ini dijelaskan dalam QS An Nisa ayat 69,وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا - ٦٩Artinya "Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul Muhammad, maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."Itulah makna taat kepada Allah SWT beserta RasulNya, yakni dengan mengerjakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang taat. Simak Video "Asa Menjadi Penghapal Al-Qur'an" [GambasVideo 20detik] kri/row zpsU4.